Sampah Terbengkalai 3 Hari di Samping Pendopo

Spread the love

News Satu, Pamekasan, Minggu 15 November 2020- Sampah kembali berserakan di beberapa titik di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Bahkan selama tiga hari ini dibiarkan berserakan dan menimbulkan bau tidak sedap bagi pengguna jalan, serta berdampak kepada masyarakat sekitar.

Sampah rumah tangga dari masyarakat sekitar dan daun dari sepanjang Jalan Kabupaten dan Jalan bahagia, Kelurahan Bugih Kecamatan Kota, semua tertumpuk ditempat bekas tong sampah tersebut. Padahal, biasanya beberapa hari sebelum diangkut oleh armada sampah Dinas Lingkungan Hidup atau DLH dalam sehari 2 kali yakni pagi dan sore.

“Sampah ini biasanya diangkut dalam sehari dua kali pada pagi dan sore namun sampai hari ini sudah 3 hari sampah – sampah ini belum diangkut dan bau”,ujar Hendra yang merupakan warga sekitar Pendopo Agung Rongga Sukowati Pamekasan, Minggu (15/11/2020).

Ditambahkannya, Bau dari sampah tersebut sudah membuat masyarakat tidak nyaman. Apalagi tepat di barat jalann lokasi sampah, terdapat musholla yang biasa digunakan untuk menjalankan ibadah,  Lalu terdapat tiga warung makanan yang seharusnya steril dan nyaman bagi penjual dan pembeli.

“Bau sampah dan lalatnya itu sangat mengganggu sekali serta membuat masyarakat pengguna jalan sengaja sedikit melipir karena bau dari tumpukan sampah tersebut, padahal saya sudah penuhi kewajiban retribusi sampah lingkungan,” keluhnya.

Ironisnya, pada tiap pagi dan sore para petugas penyapu jalan dari DLH juga menumpukkan sampahnya ditempat tersebut. Lalu biasanya langsung diangkut truk sampah untuk dibawa ke TPA Angsanah.

“Nah, namun kali ini melihat Jalan bahagia tersebut seperti TPA yang tak terurus, padahal tempat itu berdekatan dengan jalan akses menuju kantor dan rumdin Bupati bahkan Kantor DPRD Pamekasan,” 1imbuhnya.

Sedangkan, menurut Kepala DLH Kabupaten Pamekasan, Amin Jabir yang sudah dikonfirmasi oleh Media beberapa waktu yang lalu, pihaknya sebenarnya sudah menjalankan prosedur baru terhitung bulan September lalu. Secara teknis sampah perkotaan akan dikordinir oleh kelompok pengelola Tempat Penampungan Sampah atau TPS 3R setempat.

“Disini butuh peran serta masyarakat dalam mengoptimalkan fungsi TPS untuk melakukan 3R pada sampah yang dibuang. Kemudian, setelah itu barulah armada DLH akan membuang Sampah dari TPS ke TPA,” ungkapnya pada media.

Oleh karenanya, terkait fenomena sampah yang kesekian kalinya ini, pihaknya tetap merasa bahwa ini butuh optimalisasi Kelompok pengelola TPS 3R tersebut. Sehingga, tidak ada lagi sampah yang menumpuk di bak penampungan sampah lama yang sekarang sengaja dinonaktifkan.

“Kami memang sekarang sedang proses menuju optimalisasi TPS 3R, jadi bak penampungan sengaja kami bongkar bertahap. Mobilisasi sampah akan dilakukan armada TPS itu sendiri nantinya,” tuturnya. (Yudi)

Komentar