News Satu, Probolinggo, Selasa 14 Mei 2024- Belasan pondok pesantren di Kota Probolinggo, Jawa Timur, kini mengembangkan program Sekolah Lapang Budidaya Lele untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian santri.
Salah satu pondok pesantren yang aktif menerapkan program ini adalah Pondok Pesantren Raudhatul Mutha’alimin di Kelurahan/Kecamatan Wonoasih. Program Sekolah Lapang ini bertujuan untuk mengajarkan para santriwati berbagai keterampilan praktis, termasuk budidaya ikan lele.
“Ada 12 pondok pesantren yang sudah menerapkan Sekolah Lapang ini,” ungkap Kabid Perikanan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Probolinggo, Hariezsa AP, pada Selasa (14/5/2024).
Hariesza menjelaskan bahwa dalam Sekolah Lapang ini, santri dan santriwati diajarkan berbagai aspek budidaya ikan lele, mulai dari pembenihan, perawatan, hingga pemasaran produk.
“Mereka juga kita ajarkan bagaimana melakukan budidaya ikan lele, misalnya cara melihat kultur air, cara pembenihan, dan lain sebagainya,” tandasnya.
Di Pondok Pesantren Raudhatul Mutha’alimin, sebanyak 2000 ekor benih ikan lele jenis lele Mutiara telah ditebar di kolam buatan dari terpal. Pengasuh pondok, KH Abdul Aziz, menyatakan bahwa tujuan program ini adalah untuk menciptakan kemandirian di lingkungan pesantren.
“Program ini tentunya untuk kemandirian di lingkungan pesantren, sehingga nantinya santri dan santriwati dapat memiliki bekal keilmuan sewaktu kembali ke masyarakat,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan para santri sangat antusias mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh dinas perikanan dan kelautan dari pemerintah setempat. Mereka tampak semangat mendengarkan setiap penjelasan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.
Program Sekolah Lapang Budidaya Lele ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi pondok pesantren tetapi juga bagi masyarakat sekitar, dengan mencetak santri yang terampil dan mandiri dalam bidang budidaya ikan lele. (Bambang)