News Satu, Solo, Sabtu 31 Agustus 2024- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), yang menandai babak baru dalam kolaborasi antara industri energi dan akademisi di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam sektor energi, yang memainkan peran krusial di era transformasi industri dan digitalisasi.
Kerja sama ini muncul dari kesadaran mendalam akan tantangan yang dihadapi oleh sektor energi, khususnya industri hulu migas, dalam menghadapi transformasi industri 4.0 dan transisi energi global. Dengan banyaknya regulasi baru yang menempatkan migas sebagai driver utama perekonomian, diperlukan SDM yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika industri yang terus berkembang. Di sinilah peran perguruan tinggi menjadi sangat penting sebagai mitra strategis.
Salah satu tujuan utama dari MoU ini adalah untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan global di sektor energi. Dengan menggandeng UNS, SKK Migas berkomitmen untuk memperkuat program pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan industri. Program seperti magang, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat akan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik sektor hulu migas, sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki daya saing tinggi dan siap terjun langsung ke industri.
“Kolaborasi ini tidak hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga transfer nilai dan keterampilan yang diperlukan di lapangan. Kita berbicara tentang era baru migas, di mana teknologi, inovasi, dan SDM menjadi pilar utama yang harus kita siapkan sejak dini,” kata Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, Sabtu (31/8/2024).
Kerja sama ini juga diharapkan dapat mendorong inovasi teknologi di sektor hulu migas. Bidang penelitian yang menjadi salah satu fokus dalam MoU ini akan menjadi wadah bagi UNS untuk mengembangkan riset-riset yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Dengan dukungan dari SKK Migas dan KKKS, riset yang dihasilkan diharapkan tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga aplikatif dan mampu diterapkan di lapangan,” tandasnya.
Sementara, Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono, M.Si, menyatakan bahwa UNS siap menjadi pusat inovasi yang dapat berkontribusi langsung pada perkembangan industri migas.
“Kami memiliki sumber daya yang mumpuni di berbagai bidang, dari teknologi hingga sosial humaniora, yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan solusi-solusi baru bagi industri hulu migas. Kerja sama ini adalah peluang besar bagi kami untuk tidak hanya berkontribusi pada pengembangan SDM, tetapi juga pada pengembangan teknologi yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
MoU ini juga menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian integral dari kerja sama. Dalam konteks ini, UNS diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat sekitar melalui program-program yang dirancang bersama SKK Migas.
“Ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memastikan bahwa setiap pengembangan industri, termasuk industri migas, harus memberikan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat,” tukasnya.
Namun, kerja sama ini bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa program-program yang dirancang benar-benar relevan dengan kebutuhan industri yang terus berubah.
“Selain itu, integrasi antara dunia akademis dan industri juga memerlukan komitmen jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan program-program yang telah disepakati,” pungkasnya.
Meski demikian, kolaborasi ini diyakini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju visi Indonesia Maju 2045. Dengan SDM yang unggul dan teknologi yang terus berkembang, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pemain utama di sektor energi global, tetapi juga mampu menciptakan dampak positif yang luas bagi masyarakat dan ekonomi nasional. (*)