News Satu, Sumenep, Jum’at 15 Januari 2021- Pertengahan bulan Januari tahun 2021, angka kasus penyebaran virus covid – 19 di kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur masih belum bisa dikendalikan. Melalui laman situs resmi Kominfo Sumenep, tercatat 1471 kasus terkonfirmasi, 1233 kasus terkonfirmasi selesai isolasi, 83 terkonfirmasi meninggal, dan 23 suspek, per hari Kamis (14/1/2021).
Padahal sejak adanya pandemi covid – 19, pemerintah kabupaten berlambang kuda terbang ini sudah melakukan recofusing anggaran untuk menangani dampak dari wabah virus Corona sebesar Rp 90,8 Miliar. Sementara berdasarkan catatan Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Sumenep, hingga saat ini anggaran tersebut yang sudah terealisasi mencapai Rp 56,0 23 Miliar.
“Data sementara sampai hari ini yang sudah kita sinkronisasi. Secara keseluruhan dari Rp 90,8 Miliar yang sudah terealisasi mencapai 61,66 persen, kurang lebih sisanya sebanyak Rp 34,8 Miliar” terang Kepala Bidang (Kabid) Anggaran BPPKAD Sumenep, Ferdiansyah saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (15/1/2021).
Dian sapaan akrabnya merinci, di Dinas Kesehatan (Dinkes) dari anggaran Rp 16,5 Miliar, terealisasi Rp 14,1 Miliar. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dari anggaran Rp 19,2 Miliar, terealisasi Rp 14,8 Miliar. Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP dan CK) dari anggaran Rp 696 Juta, terealisasi 100 persen.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari anggaran Rp 4,526 Miliar, terealisasi 4,506 Miliar. Dinas Perhubungan (Dishub) dari anggaran Rp 91.400 Juta, terealisasi Rp 91.200 Juta. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dari anggaran Rp 679 Juta, terealisasi Rp 299 Juta.
Dinas Sosial (Dinsos) dari anggaran Rp 25,7 Miliar, terealisasi Rp 20,7 Miliar. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dari anggaran Rp 1,6 Miliar, terealisasi Rp 285 Juta. Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dari anggaran Rp 172 juta, terealisasi Rp 143 Juta. Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) dari anggaran Rp 300 Juta terealisasi Rp 268 Juta.
“Kemudian ada anggaran di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sifatnya penyediaan, kurang lebih Rp 21,1 Miliar, itu masih belum terealisasi,” imbuhnya.
Menurutnya, pada tahun 2021 ada bantuan tak terduga (BTT) sebesar Rp 40 Miliar, yang salah satu sumber pendanaannya berasal dari sisa recofusing anggaran tersebut. Namu sampai saat ini, kata dia, komposisi anggara tersebut masih dalam tahap pembahasan.
“Nanti akan kita laporkan ke bapak Bupati. Namun secara garis besar, akan dianggarkan untuk penanganan bencana alam dan untuk penyediaan bencana non alam,” pungkasnya.
Sehingga dapat disimpulkan, pemerintah kabupaten berjuluk kota Keris tersebut, untuk penanganan wabah virus covid – 19 di tahun 2020 menghabiskan uang sebanyak Rp 56,0 23 Miliar. Lalu apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan pemerintah daerah dengan rencana anggaran Rp 40 Miliar di tahun 2021?. (Hanif)
Komentar