Angka Kemiskinan Tinggi, PMII Demo Kantor Bupati Sumenep

News Satu, Sumenep, Jumat 14 Juli 2023- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi demo ke kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (14/7/2023).

Aksi mereka lakukan, karena pada saat ini angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep sangat tinggi, bahkan menduduki peringkat ke 3 dari 28 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Oleh karena itu, mereka menagih janji politik Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, SH, MH.

Aksi aktivisi PMII Sumenep ini, sempat diwarnai kericuhan. Para mahasiswa merobohkan gerbang Pemkab Sumenep yang baru diperbaiki dan memaksa masuk untuk bertemu Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.

Kemudian mahasiswa berorasi bergantian, mengecam tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep. Sesaat kemudian, mahasiswa tiba-tiba berlari ke pagar sebelah barat kantor Pemkab, memaksa masuk dan merobohkan pagar besi.

Sorak sorai mahasiswa pun ramai terdengar usai pagar roboh. Mereka menginjak dan menduduki pagar yang roboh itu sambil terus berorasi.

“Kami hanya ingin bertemu Bupati. Kami tidak mau ditemui perwakilan. Kami tidak mau hanya sebagian yang diijinkan masuk. Kami harus masuk semua bertemu Bupati,” kata korlap aksi, Dimas Wahyu Abdillah, Jumat (14/7/2023).

Aparat kepolisian berusaha menahan mahasiswa yang merangsek masuk halaman Pemkab, namun tidak mampu. Akhirnya massa pun berhasil masuk ke halaman Pemkab hingga di pintu masuk.

Mahasiswa tertahan karena pintu kayu ditutup rapat dan dijaga ketat aparat kepolisian.

“Mana Bupati. Kami ingin bertemu. Kami menagih janji yang katanya akan melayani masyarakat. Lihat masih banyak masyarakat miskin. Hentikan pencitraan-pencitraan lewat medsos itu,” teriak Dimas.

Ia mengungkapkan, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sumenep menempati urutan ketiga kabupaten termiskin di Jawa Timur. Jumlah warga miskin di Sumenep tercatat 206 ribu lebih atau 18,53 persen dari jumlah penduduk Sumenep.

“Mana janji-janji Bupati yang katanya akan membangun Sumenep? Buktinya masyarakat Sumenep masih miskin. Katanya ‘Bismillah Melayani’ ternyata ‘Innalillah melayani,” ujarnya.

Ia menuding bahwa tingginya angka kemiskinan di Sumenep akibat buruknya kinerja Bupati dan Wakil Bupati. Mereka menilai, yang dilakukan selama ini hanya kerja-kerja politik untuk meningkatkan popularitas. Sedangkan program pengentasan kemiskinan justru tidak terealisasi dengan baik.

“Bupati sibuk pencitraan di tik tok, instagram, dan media sosial lainnya. Bupati tidak peduli masyarakatnya masih banyak yang miskin,” teriaknya.

Sambil berorasi, mahasiswa juga mengusung keranda mayat bertuliskan Bupati Fauzi yang melambangkan hati nurani bupati telah mati, kinerjanya gagal, sehingga tidak peka dengan kondisi masyarakat Sumenep. (Roni)

Komentar