HEADLINENEWSNEWS SATUPEMERINTAHANPEMKAB SUMENEPREGIONALSUMENEP

Bupatinya Kaya Dan Rakyatnya Miskin, Aliansi BEM Sumenep Gelar Aksi Demo Di Kantor Bupati

4406
×

Bupatinya Kaya Dan Rakyatnya Miskin, Aliansi BEM Sumenep Gelar Aksi Demo Di Kantor Bupati

Sebarkan artikel ini
Bupatinya Kaya Dan Rakyatnya Miskin, Aliansi BEM Sumenep Gelar Aksi Demo Di Kantor Bupati
Bupatinya Kaya Dan Rakyatnya Miskin, Aliansi BEM Sumenep Gelar Aksi Demo Di Kantor Bupati

News Satu, Sumenep, Kamis 16 Mei 2024– Persoalan kemiskinan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapat perhatian serius dari kalangan aktivis. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep menggelar aksi demo di Kantor Bupati Sumenep, menuntut tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kemiskinan.

Koordinator BEM Sumenep, Moh. Sauqi, mengungkapkan bahwa Kabupaten Sumenep masih berada di peringkat ketiga tertinggi di Jawa Timur terkait jumlah penduduk miskin. Berdasarkan data terbaru, jumlah penduduk miskin di Sumenep mencapai 206.100 jiwa atau sekitar 18,70%. Di sisi lain, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, dikenal sebagai bupati terkaya di Madura dengan harta kekayaan mencapai Rp18.230.861.310.

“Meski Kabupaten Sumenep berada di nomor urut 3 berpenduduk miskin di Jawa Timur, kekayaan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mencapai lebih dari Rp18 miliar,” ujar Sauqi, Kamis (16/5/2024).

Para demonstran menilai kondisi ini sebagai tamparan bagi Bupati Sumenep, yang di tengah masyarakatnya yang kelaparan, justru menjadi kepala daerah terkaya di Madura. Rincian kekayaan Bupati Fauzi meliputi tanah dan bangunan senilai Rp15.872.450.000, alat transportasi dan mesin Rp1.784.500.000, harta bergerak lainnya Rp339.000.000, serta kas dan setara kas Rp234.911.310.

“Kami meminta kepada Bupati Fauzi, jangan terus menumpuk kekayaan, tetapi juga memikirkan rakyatnya yang hidup dalam kelaparan dan tidak bisa keluar dari belenggu kemiskinan,” tandas Sauqi.

BEM Sumenep juga mendesak Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, untuk turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi masyarakat, bukan hanya menerima laporan dari meja kantornya.

Contoh nyata kondisi kemiskinan di Sumenep ditunjukkan oleh kasus dua nenek, Hotipah (64) dan Putriya (70), warga Desa Brakas Dajah, Kecamatan Guluk-guluk, yang hidup tanpa menerima bantuan apapun dari pemerintah. Kasus ini menjadi pukulan telak bagi Bupati Fauzi yang selama ini mengklaim mampu menurunkan angka kemiskinan.

“Beginilah jadinya jika seorang pemimpin hanya duduk manis dan menerima laporan dari atas meja. Setelah kasus dua nenek ini viral, baru ada tindakan dari pemerintah. Selama ini kemana saja, Pak Bupati?” pungkas Sauqi.

Menurut data, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, tiga kabupaten di Madura menduduki posisi tertinggi dalam jumlah penduduk miskin. Kabupaten Sampang berada di peringkat pertama dengan 221.710 penduduk miskin (21,76%), diikuti oleh Kabupaten Bangkalan dengan 196.660 penduduk miskin (19,35%), dan Kabupaten Sumenep dengan 206.100 penduduk miskin (18,70%).

Para mahasiswa berharap aksi demo ini dapat mendorong Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk segera mengambil tindakan nyata dalam mengentaskan kemiskinan dan lebih peduli terhadap kondisi rakyatnya. (Roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.