News Satu, Sumenep, Rabu 8 Mei 2024- Komisi IV DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendesak Pemkab setempat melalui Dinas Pendidikan (Disdik) untuk memaksimalkan Program Anak Tidak Sekolah (ATS).
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Sumenep, Sami’oeddin mengatakan, program ATS merupakan solusi dalam melakukan penyadaran, terutama kepada orang tua, mengenai pentingnya pendidikan.
“Disdik Sumenep harus maksimal dalam menjalankan program ini,” katanya, Rabu (8/5/2024).
Lanjut Politisi PKB Sumenep ini, meskipun program ATS ini penting, akan tetapi dalam pendataannya harus benar-benar valid.
“Lebih dari itu, diperlukan program pendahuluan untuk mencegah terjadinya ATS, misalnya melalui pembinaan atau sosialisasi tentang pentingnya pendidikan,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra, melalui Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter PAUD dan PNF, Akh. Supiyanto, menjelaskan bahwa setelah proses pendataan, ditemukan bahwa banyak ATS yang tidak berada di Sumenep.
“Banyak dari mereka bekerja menjaga toko di Jakarta, dan ada juga yang menjadi ATS karena mereka telah menikah dan mengikuti suami yang bekerja di luar daerah,” jelasnya.
Berdasarkan data sementara, terdapat sekitar 60 ATS di Sumenep, dengan sebagian besar berlokasi di Kecamatan Batang-batang, Talango, Pasongsongan, dan Saronggi.
Oleh karena itu, lanjut Supiyanto, pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Desa agar menghubungi ATS yang sudah berada di luar daerah untuk kembali ke Sumenep.
“Sebab, telah ada program ATS yang meliputi pembinaan dan ujian paket,” ujarnya.
Dalam menjalankan program ini, Supiyanto berharap seluruh kepala sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader PKK, dan pemerintah desa (pemdes) turut peduli dan berperan aktif dalam mengatasi masalah ATS.
“Kami harap adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat dalam mensukseskan program ATS ini,” pungkasnya. (Robet)