News Satu, Sumenep, Jumat 19 April 2024- Pembangunan tugu keris di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan, terus menjadi kontroversi di masyarakat. Bahkan, DPRD Sumenep juga mewarning dan meminta masyarakat untuk ikut serta mengawasi pelaksanaan tugu keris tersebut.
Anggaran tugu keris tersebut bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp2,1 miliar dari Kontraktor Kontrak Kerjasama Sumenep (KKKS). Dalam penyalurannya, terdapat tiga perusahaan KKKS yang terlibat, yaitu Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Medco Energy, dan Kangean Energy Indonesia (KEI).
Anggota DPRD Sumenep, Juhari mengatakan, anggaran tersebut menjadi perhatian khusus dari DPRD Sumenep. Dan dirinya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam pengawasan penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR)
“Dana CSR bukan hanya alat kepentingan, tetapi harus benar-benar dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan implementasi proyek sesuai dengan fakta lapangan,” ujarnya, Jumat (19/4/2024).
Lanjut Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumenep ini, dirinya menekankan bahwa dana tersebut harus dialokasikan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.
“Jadi anggaran tersebut harus riil, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tukasnya.
Sementara, Kurniadi Dewan Pembina Majelis Parlemen Jalanan (MPJ) Sumenep mengatakan, anggaran tugu keris sebesar Rp 2,1 miliar ini, jangan sampai dijadikan bancakan oleh lingkarang Oligarki atau orang-orang dekatnya Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.
“Saya terus melakukan investigasi dilapangan, soal pembangunan tugu keris yang anggarannya mencapai Rp 2,1 miliar,” tukasnya.
Bahkan, dilapangan dirinya mendapatkan data bahwa dari dana Rp 2,1 miliar sudah dicairkan sekitar Rp 1,1 miliar.
“Yayasan atau kelompok masyarakat yang mana, untuk menjadi penerima dari dana CSR tersebut. Itu pasti publik bertanya-tanya dan menduga-duga, jangan-jangan akan dijadikan bancakan atau lain sebagainya. Tapi yang pasti, saat ini saya sudah mengantongi beberapa data tersebut dan lihat saja nanti,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, kontroversi pembangunan tugu keris di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan, Sumenep, terus menjadi kontroversi di masyarakat. Baik dari kalangan aktivis hingga para empu atau pengrajin tugu keris dan paguyuban yang merasa tidak dilibatkan dalam pembangunan tugu keris tersebut.
Bahkan, niat awal Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo membangun tugu keris ini, untuk menghargai para empu atau pengrajin keris dan paguyuban, malah dinilai telah melecehkan. Tidak hanya itu saja, saat peletakan batu pertama pembangunan tugu keris, para empu atau pengrajin dan paguyuban yang ada di Kabupaten Sumenep, juga tidak diundang.
Jika melihat histori kenapa Sumenep, menjadi Kota Keris?, itu bermula karena setelah dilakukan pendataan Kabupaten Sumenep memiliki sekitar 862 empu atau pengrajin keris yang tetap eksis sampai hari ini, dan jumlah tersebut terbanyak se Indonesia.
Tidak hanya itu, dengan banyaknya empu atau pengrajin keris di Sumenep, Bupati Fauzi mendapatkan Anugerah Figur Akselerator Pembangunan, kategori Tokoh Pengembang Warisan Budaya karena upayanya mengenalkan Sumenep sebagai Kota Keris. (Roni)