HEADLINEKESEHATANNEWSREGIONALSUMENEP

Ironis, Pasien RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep Dibiarkan Terlantar Selama 12 Jam

×

Ironis, Pasien RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep Dibiarkan Terlantar Selama 12 Jam

Sebarkan artikel ini
Ironis, Pasien RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep Dibiarkan Terlantar Selama 12 Jam
Ironis, Pasien RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep Dibiarkan Terlantar Selama 12 Jam

News Satu, Sumenep, Jumat 5 Mei 2017 – Pelayanan kesehatan di RSUD dr Moh. Anwar Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali dikeluhkan oleh masyarakat setempat. Pasalnya, seorang pasien atas nama Farida, warga Desa Payudan Daleman, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten setempat, harus terlantar selama 12 jam tanpa mendapat kepastian perawatan. Sehingga ia harus terbaring kesakitan di emperan salah satu ruang pasien.

Ach Farid Azziyadi, Ketua Gugus Anti Korupsi Indonesia (GAKI) Kabupaten Sumenep, mengaku miris dengan lambatnya pelayanan di RSUD milik pemerintah tersebut. Menurutnya, pelayanan yang ada di rumah sakit tidak mencerminkan reformasi pelayanan rumah sakit yang gemborkan oleh Pemkab setempat.

“Ini ironis sekali. Masak pasien dibiarkan terlantar selama 12 jam di emperan ruangan pasien,” kata ketua Gugus Anti Korupsi Indonesia (GAKI) Kabupaten Sumenep, Ach Farid Azziyadi, Jumat (5/5/2017).

Ia menerangkan, pasien Farida masuk ke rumah sakit pada Jumat (5/5/2017) dini hari sekitar pukul 02.00 Wib, dengan keluhan mual dan muntah-muntah. Melihat gejala yang dialami pasien, keluarga korban meminta untuk dirawat di ruang paviliun agar lebih mendapat pelayanan maksimal dan tidak mengganggu pasien yang lain. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada tindakan dari pihak rumah sakit.

“Ini jalur umum loh, bukan pakai SPM atau BPJS. Jika yang berbayar saja seperti ini apalagi yang gratis,” ujar mantan bendahara PC PMII Pamekasan itu.

Selain itu, hasil diagnosa penyakit yang dilakukan oleh dokter terkesan lambat. Sebab, meski sudah dilakukan pemeriksaan dan cek darah, namun ketika ditanyakan terkait penyakit yang diderita pasien, salah satu dokter yang menjaga mengaku tidak tahu. Menurut Farid, pihaknya sudah mencoba menemui direktur rumah sakit dan kasi Pelayanan ke ruangannya namun yang bersangkutan tidak ada di tempat.

“Ini menjadi preseden buruk bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Berarti reformasi pelayanan kesehatan tidak jalan atau hanya sebatas wacana,” ungkapnya.

Maka dari itu, pihaknya mengaku akan melakukan audensi pihak rumah terkait buruknya pelayanan kesehatan kepada para pasien. Sehingga kejadian tersebut tidak terulang dan menimpa pasien yang lain.

“Ini memalukan sekali. Saya akan melakukan audensi kepada pihak rumah agar dilakukan pembenahan dan mengikuti reformasi yang digemborkan oleh bapak Bupati,” pungkasnya. (Ozi)

Comment