News Satu, Sumenep, Sabtu 13 April 2024- Pembangunan tugu keris yang dianggarkan Rp 2,5 miliar di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, atau perbatasan Sumenep-Pamekasan terus menuai kontroversi di masyarakat.
Pembangunan tugu keris sepanjang 9 meter dengan berat 5 ton tersebut, yang tujuannya untuk menghargai para empu atau pengarajin keris dan paguyuban di Kabupaten Sumenep, malah menjadi polemic. Sebab, dalam pembangunannya tidak melibatkan para empu atau pengrajin keris dan paguyuban.
Kurniadi salah seorang kolektor keris di Kabupaten Sumenep mengatakan, dirinya sangat kasihan kepada para empu atau pengrajin keris dan paguyuban di Kabupaten Sumenep, jika dalam pembangunan tugu keris ini, tidak dilibatkan oleh Pemerintah Daerah.
Bahkan, kabarnya para empu atau pengrajin keris dan paguyuban juga tidak diundang pada saat peletakan batu pertama pembangunan tugu keris yang menelan anggaran Rp 2,5 miliar tersebut. Hal ini, sudah jelas bukan menghargai mereka, melainkan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo telah dinilai memanfaatkan.
“Sungguh sangat kasihan kepada para empu atau pengrajin keris dan paguyuban yang pada saat ini tidak dilibatkan dalam pembangunan tugu keris tersebut,” kata Kurniadi, di Aeng Tong-tong, Sumenep, Sabtu (13/4/2024).
Lanjut Kurniadi yang dijuluki Raja Hantu ini, sebenarnya Sumenep menobatkan diri sebagai Kota Keris, tidak lepas dari banyaknya empu atau pengrajin keris sekitar 862 pengarajin di 17 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan di 17 Desa yang terebar di 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Bluto, Kecamatan Saronggi, dan Kecamatan Lenteng.