News Satu, Sumenep, Kamis 11 April 2024- Kontrovesi pembangunan tugu keris di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di Perbatanan Sumenep-Pamekasan, tepatnya di Kecamatan Pragaa nampaknya mendapat reaksi dari Ratusan Empu Dan Paguyuban.
Bahkan, mereka akan Geruduk Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo untuk mempertanyakan tentang tidak dilibatkannya para Empu dan Paguyuban dalam pembangunan tugu keris tersebut.
Ketua Paguyuban Sinar Payudan, Nurul Huda mengatakan, para empu atau pengrajin keris dan paguyuban di Sumenep, sangat kecewa dengan sikap Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo. Sebab, dalam pembangunan tugu keris tersebut, tidak dilibatkan.
Padahal, berbicara tentang Sumenep kota keris itu tidak lepas sejarah dari peranan para empu. Kemudian United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) yakni, Organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) keris Indonesia, dan empu terbanyak di Indonesia adalah di Sumenep.
“Saya heran pada Bupati Fauzi, kenapa bertolak belakang dengan tujuan pembangunan tugu keris tersebut. Konon katanya ingin menghargai para empu, tapi faktanya malah mengabaikan dan terkesan tidak menghargai para empu,” katanya, Kamis (11/4/2024).
Nurul Huda menyatakan, jika memang mau menghargai para empu dan peguyuban keris di Sumenep, seharusnya dilibatkan. Namun, ternyata pada saat dilakukan perencanaan dan penetapan luk dan pamor apa yang akan digunakan, malah melibatkan orang yang tidak tahu tentang keris.
“Ini kan aneh, masa orang yang tidak tahu tentang ilmu keris dan tidak pernah membuat keris, malah dilibatkan dalam pembuatan tugu keris tersebut. Bahkan, pada saat peletakan batu pertama pembangunan tugu keris, para empu dan paguyuban juga tidak di undang,” tandasnya, dengan kesal kepada Bupati Fauzi.
Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang didapatnya, anggaran tugu keris tersebut sekitar Rp 2,5 miliar. Dengan anggaran sebesar itu, malah menjadi pertanyaan besar bagi para empu dan paguyuban, kenapa tidak dilibatkan.
“Kami (empu dan paguyuban, red) juga bertanya-tanya juga, kenapa anggaran sebesar itu malah terkesan ditutup-tutupi. Bahkan, para empu dan paguyuban tidak dilibatkan. Ini ada apa sebenarnya?,” ucap Huda sambil geleng-geleng kepala, dengan kebijakan Bupati Sumenep tersebut.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat para empu atau pengrajin keris dan paguyuban akan menggelar halal bi halal, sambil membicarakan soal kontroversi tugu keris yang saat ini ramai, karena tidak melibatkan para empu dan paguyuban.
“Kemarin sempat ada yang mengusulkan lebih baik mendatangi Bupati Fauzi, untuk mempertanyakan kenapa tidak melibatkan para empu dan paguyuban. Tapi saya bilang, sebaiknya kita rapatkan dulu dengan ratusan empu atau pengrajin keris dan paguyuban,” pungkasnya. (Robet)