News Satu, Sumenep, Selasa 19 November 2024– Dalam suasana kampanye politik yang biasanya fokus pada pencitraan dan program, Tim Semut Putih Santri Milenial Sumenep, Madura, Jawa Timur, membawa pendekatan berbeda dengan menunjukkan aksi nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Tim ini menjadi perhatian publik karena inisiatif mereka membersihkan lokasi kegiatan setiap usai acara kampanye Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumenep nomor urut 2, Achmad Fauzi Wongsojudo dan K.H. Imam Khasyim (FAHAM).
Pada acara Faham Bersholawat yang digelar di Lapangan Sawonggaling, Desa Pasongsongan, Kecamatan Pasongsongan, Senin (18/11/2024), Tim Semut Putih kembali menarik perhatian ribuan peserta. Puluhan anggota tim berseragam kaos putih terlihat sigap memunguti sampah sisa acara, seperti bungkus makanan dan plastik, memastikan lokasi bersih dan bebas dari limbah pasca kegiatan.
Aksi bersih-bersih ini menuai pujian dari masyarakat yang hadir. Ahmad Muzakki, warga Desa Lebeng Timur, mengungkapkan bahwa tindakan seperti ini mencerminkan kepedulian nyata Paslon FAHAM terhadap kenyamanan warga.
“Biasanya acara besar meninggalkan banyak sampah yang membuat kami sebagai warga sekitar repot. Tapi kali ini berbeda. Tim kampanye langsung membersihkan lokasi. Ini menunjukkan mereka tidak hanya peduli pada program, tetapi juga pada masyarakat,” ungkap Muzakki, Selasa (19/11/2024).
Hal serupa disampaikan Midah, warga Desa Rajun Pasongsongan. Menurutnya, langkah ini menjadi teladan baik untuk setiap penyelenggaraan kegiatan besar.
“Kebersihan adalah tanggung jawab bersama, dan Tim Semut Putih telah memberi contoh nyata. Kami jadi lebih nyaman, dan ini sangat membantu masyarakat,” ujarnya.
Munaji, warga Desa Lebeng Timur, menyebut aksi bersih sampah ini sebagai salah satu alasan ia mendukung Paslon FAHAM.
“Kampanye mereka berbeda. Tidak hanya menjual janji, tapi juga memberi contoh konkret dalam hal kecil seperti ini. Ini membuktikan mereka serius peduli pada masyarakat,” katanya.
Aksi Tim Semut Putih dinilai mampu mengubah cara pandang masyarakat terhadap kampanye politik yang biasanya hanya sebatas deklarasi visi-misi. Pendekatan dengan aksi nyata ini, menurut Munaji, lebih membekas dan membangun kepercayaan publik.
Selain aksi bersih-bersih, kegiatan Faham Bersholawat juga memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Pedagang Kreatif Lapangan (PKL). Para pedagang diperbolehkan berjualan di sekitar lokasi kegiatan, memberikan peluang ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat setempat.
“Ini bukan hanya soal kampanye, tapi juga soal memberdayakan ekonomi kecil. Banyak pedagang yang mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan ini,” ujar salah satu pedagang yang berjualan di acara tersebut.
Tim Semut Putih Santri Milenial tidak hanya mencerminkan kepedulian Paslon FAHAM terhadap kebersihan lingkungan, tetapi juga memperkuat citra pasangan ini sebagai kandidat yang dekat dengan masyarakat. Melalui aksi-aksi kecil namun bermakna, kampanye mereka berhasil menciptakan kesan positif yang berbeda dari kandidat lainnya.
Dengan Pilkada yang semakin dekat, langkah-langkah seperti ini menjadi sinyal kuat bahwa pendekatan inklusif dan aksi nyata di lapangan dapat menjadi faktor penentu keberhasilan di tengah kompetisi politik yang ketat. Paslon FAHAM tampaknya memahami betul pentingnya membangun hubungan emosional dengan masyarakat melalui tindakan nyata yang berdampak langsung. (Robet)