News Satu, Sumenep, Sabtu 24 Agustus 2024- Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, menangkap Imam Bakri seorang perangkat Desa Lalangon, Kecamatan Manding, karena komentarnya di TikTok dinilai telah menghina almarhum Kiai Annuqayah, KH A. Warits Ilyas.
Kejadian ini bermula pada Jumat malam, 23 Agustus 2024, ketika Bakri, melalui akun TikTok-nya @Bakri Koncehp, mengomentari sebuah unggahan di akun Sumenep Menyala. Komentarnya yang berbunyi, “K. Waris daddi DPR RI pessena pera’ ebaddai dibi’. Bida jau sama Pak Said ollena daddi DPR RI edu’um” langsung menuai reaksi keras dari masyarakat, terutama dari kalangan alumni Annuqayah. Kalimat tersebut dianggap sebagai penghinaan terhadap almarhum Kiai yang sangat dihormati.
Merasa terhina, ratusan alumni Annuqayah, yang tergabung dalam Ikatan Alumni Annuqayah (IAA), segera bergerak menuju Mapolres Sumenep untuk menuntut tindakan tegas terhadap Bakri. Dalam waktu singkat, massa berkumpul di depan kantor polisi dengan membawa aspirasi agar pelaku segera ditangkap dan diproses hukum.
“Kami tidak bisa membiarkan penghinaan ini tanpa respon. Ini adalah serangan terhadap kehormatan almarhum Kiai kami, dan kami menuntut keadilan,” ujar salah satu perwakilan alumni yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (24/8/2024).
Melihat situasi yang semakin memanas, Polres Sumenep bergerak cepat. Dalam waktu kurang dari dua jam setelah laporan masuk, polisi segera menghubungi Kepala Desa Lalangon untuk memastikan kehadiran Bakri di kantor polisi. Tak lama kemudian, Bakri tiba di Mapolres Sumenep dengan didampingi Kepala Desa.
Di hadapan penyidik, Bakri mengakui perbuatannya dan menyatakan penyesalan yang mendalam. “Saya khilaf dan mengaku bersalah,” ungkapnya sambil tertunduk.
Di sisi lain, keluarga almarhum Kiai A. Warits Ilyas, melalui putranya KH. Ali Fikri yang akrab disapa Mas Kiai, menyampaikan apresiasi atas tindakan cepat pihak kepolisian. Namun, mereka juga mengedepankan sikap damai dalam menyikapi kasus ini.
“Kami tidak ingin kasus ini berkembang menjadi konflik yang lebih besar. Kalau memang pelaku berniat meminta maaf, kami terbuka untuk itu. Namun, kami tetap berharap ada efek jera agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar Mas Kiai.
Terakhir, Kiai Fikri kepada para alumni Annuqayah, terutama IAA agar tetap menunjukkan sikapnya sebagai santri. Sebab, santri Annuqayah dilihat oleh masyarakat sebagai orang yang terpelajar, dengan mengedepankan ahlak.
“Masyarakat akan respect, hormat, dan segan kepada kita jika kita menunjukkan akhlak yang baik,” pungkasnya. (Robet)