ACHMAD FAUZI WONGSOJUDOBUPATI FAUZIHEADLINENEWSNEWS SATUPEMERINTAHANPEMKAB SUMENEPREGIONALSUMENEP

Sumenep Konsisten Duduki Peringkat 3 Besar Berpenduduk Miskin Di Jatim

6070
×

Sumenep Konsisten Duduki Peringkat 3 Besar Berpenduduk Miskin Di Jatim

Sebarkan artikel ini
Sumenep Konsisten Duduki Peringkat 3 Besar Berpenduduk Miskin Di Jatim
Sumenep Konsisten Duduki Peringkat 3 Besar Berpenduduk Miskin Di Jatim

News Satu, Sumenep, Jumat 26 April 2024- Angka kemiskinan di Jawa Timur, nampaknya menjadi persoalan serius yang harus diatasi. Bahkan, dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, 3 Kabupaten di Madura menduduki 3 besar dengan jumlah penduduk miskin terbanyak.

Untuk peringkat pertama adalah, Kabupaten Sampang dengan jumlah penduduk miskin 221.710 jiwa (21,76%), kemudian Kabupaten Bangkalan dengan jumlah penduduk miskin 196.660 jiwa (19,35%) dan peringkat ketiga adalah Kabupaten Sumenep dengan jumlah penduduk miskin 206.100 jiwa (18,70%).

Menurut Andi Holis aktivis Gerakan Peduli Masyarakat Sumenep (GPMS), Pemkab Sumenep harus lebih gencar lagi dalam membuat program pengentasan kemiskinan ekstrem. Sebab, hampir setiap tahun Kabupaten Sumenep berada di 3 besar dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Timur.

“Pemkab harus lebih serius lagi dalam mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Sumenep, karena hampir setiap tahun selalu masuk 3 besar dari 38 Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk miskin terbanyak,” katanya, kepada redaksi news satu, Jumat (26/4/2024).

Lanjut Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur (Jatim), seharusnya program yang dibuat oleh Pemkab Sumenep, lebih fokus kepada pengentasan kemiskinan.

“Kenapa saya bilang Pemkab Sumenep tidak fokus dan terkesan tidak serius dalam menangani pengetasan kemiskinan ekstrem. Hal itu terbukti pada nenek Hotipah (64) dan Putriya (70) yang hidup dalam kemiskinan dan tidak tersentuh Program Pemerintah,” tandasnya.

Hotipah (64) dan Putriya (70), warga Desa Brakas Dajah, Sumenep, merupakan salah satu contoh ketidak seriusan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo dalam mengentaskan kemiskinan. Sebab, kedua nenek tersebut belum pernah menerima bantuan sosial (bansos) baik dari Pemerintah daerah maupun pusat.

“Selama ini, Kehidupan mereka bergantung pada uluran tangan warga sekitar,” ujarnya.

Mereka tinggal di sebuah gubuk reyot berukuran sekitar 7 meter persegi, bahkan dapur dan tempat tidur menjadi satu. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Hotipah dan Putriya menunjukkan ketabahan yang luar biasa.

“Mereka bekerja sebagai buruh tani, mengandalkan upah yang minim dari membantu warga di ladang. Meski demikian, mereka tak pernah kehilangan semangat untuk bertahan hidup,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.