News Satu, Surabaya, Selasa 8 Oktober 2024- Program Korporasi Tani yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) pada 14 Mei 2024 mendapat apresiasi tinggi dari Dr. Lia Istifhama, M.E.I anggota DPD RI asal Jawa Timur.
Program ini dinilai sebagai langkah strategis Pemprov Jatim untuk meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ketahanan pangan, dan mengendalikan inflasi melalui kolaborasi multi pihak yang melibatkan sistem Resi Gudang (SRG).
Menurut Lia Istifhama, yang akrab disapa Ning Lia, program Korporasi Tani yang digagas Pemprov Jatim merupakan solusi yang sangat solutif dalam memperkuat eksistensi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. Program ini juga dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada di lapangan, seperti pasokan pangan yang terjangkau dengan kualitas terjaga.
“Sangat solutif apa yang disajikan Pemprov Jatim melalui korporasi tani demi menguatkan eksistensi Jatim sebagai lumbung pangan. Melalui efektivitas kerjasama antara berbagai pihak dalam ketersediaan pasokan dengan harga yang terjangkau, ini menunjukkan bahwa Jatim tidak hanya berikhtiar mengendalikan inflasi, tapi juga menguatkan konsep food estate dan contract farming,” kata Ning Lia sapaan akrab dari Lia Istifhama, Selasa (8/10/2024).
Lia Istifhama menjelaskan lebih lanjut mengenai konsep food estate dan contract farming. Food estate adalah kebijakan nasional yang dirancang untuk mengembangkan sistem pangan terintegrasi, sementara contract farming mengedepankan kemitraan antara petani dan pembeli. Kedua konsep ini, kata Lia, akan lebih mudah direalisasikan dengan adanya korporasi tani yang memfasilitasi kerjasama petani di tingkat regional.
“Jawa Timur tidak hanya menjadi lumbung pangan dengan volume produksi padi tertinggi se-Indonesia, tapi juga bisa menjadi contoh bagi provinsi lainnya dalam menguatkan sektor agraris,” tambahnya.
Namun, Ning Lia juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian, yakni regenerasi petani. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap minat generasi muda, seperti milenial dan Gen Z, yang lebih tertarik bekerja di sektor non-pertanian karena gaji yang lebih menjanjikan.
“Regenerasi petani menjadi tantangan utama. Apakah generasi muda lebih tertarik untuk mengolah lahan warisan atau justru memilih sektor lain? Ini perlu perhatian serius,” ujarnya.
Lia menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk menarik minat generasi muda.
“Dengan modernisasi alsintan, petani muda akan lebih tertarik dan proses pengolahan hasil pertanian juga akan lebih efisien,” kata Ning Lia.
Selain itu, Lia juga mengusulkan adopsi teknologi pertanian dari negara lain, seperti Jepang, yang telah sukses mengembangkan desa pertanian melalui modernisasi alat pertanian.
“Modernisasi alsintan yang diterapkan di Jepang dapat mempercepat proses pengolahan dan meningkatkan hasil pertanian,” jelasnya.
Lia juga mengapresiasi skema Tanam Petik Olah Kemas Jual (TPOJK) yang diperkenalkan oleh Khofifah Indar Parawansa saat menjabat sebagai Gubernur Jatim. Skema ini memastikan alur dari hulu ke hilir, dari proses produksi hingga distribusi ke konsumen, yang berpotensi menciptakan repeat order.
“Meningkatkan minat generasi muda juga harus dilakukan dengan cara memberikan prospek kerja nyata di bidang pertanian. Salah satunya melalui SMK Pertanian yang harus menjadi pendidikan bergengsi dengan prospek kerja yang menjanjikan,” pungkas Lia.
Sebelumnya, Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menjelaskan bahwa program Korporasi Tani ini merupakan bagian dari Proyek Prioritas Strategis 4 RPJMN 2020-2024. Program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di Jatim dan mengendalikan inflasi dengan menyediakan pasokan beras yang stabil antar daerah.
“Korporasi Tani adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Jatim. Program ini akan menyeimbangkan surplus dan defisit kebutuhan beras antar daerah,” ujar Adhy Karyono.
Dengan adanya program ini, Jawa Timur diharapkan dapat menjadi model bagi provinsi-provinsi lain dalam pengembangan sektor pertanian yang lebih modern dan produktif. (Kiki/*)