News Satu, Surabaya, Senin 20 Mei 2024- Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun ini dirayakan dengan semangat kebangkitan dan refleksi diri, terutama di tengah tahun politik yang krusial. Dr. Lia Istifhama, senator perempuan yang meraih suara tertinggi nasional kategori non petahana, mengungkapkan pandangannya mengenai makna Harkitnas dan pentingnya Contingency Plan bagi generasi muda Indonesia.
Dalam wawancara khusus di Surabaya, Dr. Lia Istifhama menyatakan bahwa Harkitnas bukan hanya momen untuk mengenang sejarah, tetapi juga untuk menyiapkan diri menghadapi masa depan dengan lebih baik.
“Momen Harkitnas saat ini, tentu tak lepas dari pengaruh tahun politik. Salah satu hal penting yang harus kita petik adalah, ayo kita semua, para generasi bangsa, terutama para pemuda, memiliki Contingency Plan,” tegasnya, Senin (20/5/2024).
Senator yang akrab disapa Ning Lia ini menjelaskan bahwa Contingency Plan adalah strategi manajemen risiko yang memungkinkan seseorang untuk siap menghadapi berbagai situasi tak terduga.
“Contingency Plan adalah perencanaan kita terhadap segala hal situasi yang terduga. Ini semacam sebuah strategi manajemen risiko yang kita harus miliki, yang mana di dalamnya adalah spirit shalihun li kulli zaman wal makan, yaitu bagaimana kita bisa beradaptasi sesuai waktu dan tempat kita berada,” ungkapnya.
Ning Lia menekankan bahwa dalam konteks tahun politik 2024, di mana Pileg dan Pilpres telah berlangsung dan Pilkada serentak akan segera menyusul, kesiapan menerima hasil pemilihan sangat penting.
“Untuk menyikapi tahun politik, semua harus siap kalah dan menang. Kesiapan ini bukan hanya dimiliki oleh para kontestan pemilu, tapi juga para pendukung. Agar tidak ada kebencian atau masalah tersisa pasca pemilihan,” ujarnya.
Senator dari Jawa Timur ini juga mencatat bahwa pemilu yang telah berlalu tidak meninggalkan konflik sosial, menunjukkan kuatnya solidaritas dan modal sosial bangsa Indonesia.
“Yang patut kita syukuri, bahwa Pilpres dan Pileg yang sudah berlalu, tidak menyisakan konflik sosial. Ini bekal utama bahwa bangsa kita berada dalam potret solidaritas dan modal sosial yang kuat. Dengan begitu, kebangkitan nasional menuju generasi emas 2045 sangatlah bisa tercapai mudah. Apalagi itu tadi, jika ditunjang strategi perencanaan contingency,” jelasnya.
Ning Lia Keponakan dari Khofifah Indar Parawansa menambahkan, bahwa generasi muda harus menginternalisasi pemikiran bahwa era digital tidak bisa dihindari. Menurutnya, kemampuan untuk mengkolaborasikan teknologi dalam kehidupan sehari-hari adalah kunci keberhasilan.
“Kita harus tahu, bahwa kita semua harus memiliki internalisasi pemikiran, era digital jangan terpental. Maka salah satu cara tidak terpental adalah memahami peran kita dalam memanfaatkan teknologi. Kita harus mengkonvergensi fungsi computing atau gadget yang memberikan kita kemudahan bekerja, communication yaitu sarana kita berkomunikasi, dan content yaitu karya yang kita create, ciptakan untuk memberikan manfaat,” ujarnya.
Selain itu, Ning Lia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup dan kesiapan mental.
“Yang pasti, dalam menciptakan perencanaan yang baik dalam hidup kita, maka hindarilah keinginan menjebakkan diri ingin selalu eksis, viral, atau menjadi pusat perhatian. Sedangkan hidup ini penuh dinamika. Kesiapan mental dan plan A, plan B, harus kita miliki. Apapun profesi atau kehidupan pribadi seseorang, ia harus memiliki rangkaian opsi atau plan dalam memutuskan. Siap menerima risiko dan tanggung jawab,” tutupnya.
Pesan Ning Lia pada Harkitnas 2024 ini menekankan perlunya kesiapan, adaptabilitas, dan penggunaan teknologi secara bijak sebagai langkah menuju kebangkitan nasional. Dengan memiliki Contingency Plan yang solid, generasi muda Indonesia diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan masa depan dengan lebih baik dan berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. (Awek)