News Satu, Surabaya, Sabtu 30 November 2024- Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Dr. Lia Istifhama, M.E.I, kembali menjadi sorotan dalam tugas konstitusionalnya.
Melalui Sosialisasi Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI yang digelar di Bess Mansion Hotel Surabaya, Lia menguatkan jaringan sosial lintas kabupaten/kota sambil menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Acara ini dihadiri 150 peserta dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Jombang, Mojokerto, Sampang, dan Lamongan. Turut hadir Kepala Kantor DPD RI Provinsi Jawa Timur, Rony Suharso, serta akademisi Dr. Hj. Riesdyah Fitriyah dan Zamroni sebagai narasumber.
Ning Lia, yang dikenal sebagai politisi muda dengan basis relawan kuat, memanfaatkan kegiatan ini untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat sembari memperkuat modal sosialnya.
“Kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi. Saya ingin masyarakat memahami pentingnya membangun jaringan sosial yang kokoh sebagai modal bangsa. Dengan menghadirkan peserta lintas daerah, kita juga belajar tentang keberagaman dan persatuan,” ujar Lia yang akrab disapa Ning Lia.
Dalam kesempatan itu, Ning Lia juga menyoroti makna penting dari Empat Pilar MPR RI: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia menegaskan bahwa pilar-pilar ini harus menjadi landasan dalam merawat keberagaman dan mencegah konflik.
Berbagai aspirasi mencuat dalam sesi tanya jawab, salah satunya kritik dari Latif asal Sampang terkait konflik pencarokan menjelang Pilkada di daerahnya. Ada pula Hamzah yang menyoroti kesejahteraan sahabat Papua di Jawa Timur, serta Ali yang mengusulkan agar pelajaran P4 kembali diajarkan di sekolah.
“Aspirasi ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kebangsaan. Sebagai anggota DPD RI sekaligus MPR RI, ini menjadi tanggung jawab saya untuk mendorong kebijakan yang dapat memperkuat persatuan,” ucap Ning Lia Keponakan Khofifah Indar Parawansa calon Gubernur Jatim terpilih.
Anggota DPD RI cantik asal Jatim ini, juga menggarisbawahi bahwa isu seperti pengembalian pelajaran P4 relevan dengan tugas Komite III, tempatnya bertugas.
“Ini tantangan menarik. Pilar kebangsaan adalah investasi masa depan Indonesia, dan pendidikan menjadi kunci penting dalam hal ini,” tambahnya.
Pesona dan kesederhanaan Ning Lia tak luput dari perhatian peserta. Moch Ali, warga Surabaya, mengungkapkan kekagumannya.
“Beliau politisi yang beda. Sangat cerdas, cantik, tetapi tetap humble. Apa yang dikatakan orang tentang Ning Lia benar adanya. Merakyat dan mudah didekati,” katanya.
Sebagai senator dengan raihan suara tertinggi secara nasional, Lia Istifhama menunjukkan bagaimana politik dapat berjalan berdampingan dengan nilai sosial. Dalam wawancara, Lia menegaskan bahwa tugasnya di DPD RI tak terpisah dari identitas sosial yang telah ia bangun.
“Solidaritas, jaringan relawan, dan nilai sosial adalah fondasi penting untuk menjaga keberlanjutan bangsa ini. Politik tanpa nilai sosial hanya akan melahirkan jarak, bukan solusi,” tegasnya.
Sosialisasi ini bukan yang terakhir. Ning Lia memastikan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar dengan melibatkan masyarakat lintas kabupaten/kota lainnya.
“Ini bagian dari konsistensi saya sebagai wakil rakyat. Bukan hanya untuk menjalankan tugas, tetapi juga merawat rasa persatuan di tengah keberagaman,” pungkasnya.
Kegiatan yang sarat pesan kebangsaan ini mempertegas posisi Lia Istifhama sebagai senator muda yang tak hanya fokus pada kebijakan, tetapi juga aktif menjaga hubungan erat dengan masyarakat. Melalui pendekatan yang inovatif dan merakyat, Lia membuktikan bahwa politik bisa menjadi sarana mempererat persaudaraan dan menjaga harmoni bangsa. (Kiki/*)