News Satu, Surakarta, Rabu 15 Mei 2024- Sungai Bengawan Solo kembali menjadi pusat perhatian setelah tercemar limbah cair (bladu. Meskipun tidak separah insiden pekan lalu, dampaknya tetap mengkhawatirkan, khususnya bagi lingkungan hidup dan keberlangsungan hidup ikan di Sungai Bengawan Solo.
Bladu kali ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB dan berlangsung selama sekitar satu jam. Warga yang sedang memancing di sungai segera memberitahu masyarakat setempat tentang kejadian tersebut. Dalam waktu singkat, warga bergegas turun ke sungai untuk menangkap ikan yang terdampar di permukaan sungai.
Menurut Sri Mahanani Budi Utomo, Ketua Forum Jokalibe (Jogo Kali Bengawan Solo), bladu kali ini tidak seburuk insiden sebelumnya, tetapi tetap menimbulkan ancaman serius terhadap kehidupan akuatik di Sungai Bengawan Solo.
“Meskipun tidak separah, ikan di sungai tetap terpengaruh. Mereka menjadi sasaran empuk warga yang memburu ikan yang ‘mabuk’ karena dampak pencemaran ini,” ujarnya dengan nada keprihatinan, Rabu (15/5/2024).
Budi menegaskan bahwa sumber pencemaran ini adalah limbah cair yang dibuang secara sembarangan di hulu Sungai Bengawan Solo, dengan kemungkinan besar berasal dari industri alkohol di sekitar Kali Samin.
“Ini bukan kali pertama, dan kita perlu tindakan tegas untuk mencegah terulangnya kejadian ini di masa depan,” ujarnya dengan nada garang.
Meskipun demikian, PDAM Toya Wening Solo memastikan bahwa pengolahan air bersih mereka masih berjalan lancar. Namun demikian, mereka juga mengakui bahwa dampak pencemaran sungai dapat mengganggu suplai air bersih ke pelanggan mereka.
Bayu Tunggul, Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi PDAM Toya Wening, menekankan pentingnya penegakan hukum dalam menangani masalah ini.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan perlindungan terhadap sumber air bersih yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” pungkasnya.
Pencemaran Sungai Bengawan Solo adalah masalah serius yang memerlukan tindakan segera dan tegas dari semua pihak terkait. Warga, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan menjaga kelestarian Sungai Bengawan Solo sebagai warisan alam yang berharga. (Agus)