News Satu, Sumenep, Kamis 10 Oktober 2019- Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, nampaknya serius untuk mengurangi angka pengangguran di wilayahnya. Terbukti, program mencetak 5 ribu wirausaha terus dilakukan dengan cara bertahap setiap tahunnya.
“Dengan mencetak wirausahawan ini, maka dapat mengurangi angka pengangguran di Sumenep,” kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sumenep, Fajar Rahman, Kamis (10/10/2019).
Lanjut Fajar Rahman, Program unggulan Bupati Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si dan Achmad Fauzi, SH Wakil Bupati Sumenep ini, akan mampu menekan angka pengangguran. Sebab, dengan mencetak wirausahawan dapat menyedot tenaga kerja baru di masing-masing wirausahan.
“Kedepannya, jika setiap tahun seribu wirausahawan, maka mereka juga bisa membuka lapangan kerja sendiri,” ucapnya
Ia juga menerangkan, para peserta yang sudah selesai mengikuti pelatihan tidak ada dibiarkan begitu saja, melainkan mereka akan terus diberi bimbingan dan pengawasan dalam menjalankan usahanya. Kebetulan pada saat ini, para wirausahawan tersebut bergabung ke Wirausaha Muda Sumenep (WMS).
Alasan dari beberapa wirausahawan yang telah mendapatkan pelatihan dari Pusat Inkubator Wirausaha Muda STKIP (PIWS) PGRI Sumenep ini, karena mereka kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya.
“Di WMS mereka bisa menjual hasil produksinya, karena di WMS ada bagian pemasaran dan promosi dari hasil produksi wirausahawan muda,” ujar Fajar Rahman.
Fajar Rahman menambahkan, Program mencetak 5 ribu wirausahawan ini terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, karena animo masyarakat cukup tinggi untuk mengikuti pelatihan dan menjadi seorang wirausahawan.
“Animo masyarakat cukup tinggi, jadi program ini terus dilakukan oleh kami,” tandasnya.
Untuk penganggaran pada tahun 2019 ini dipusatkan pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Sedangkan, pada tahun 2016 pengangarannya dilakukan oleh beberapa OPD.
“Anggaran ini kan bersifat swakelola, maka kita kerjasama dengan PIWS sebagai pelaksana,” ungkapnya.
Kemudian pada tahun 2018, formatnya dirubah dengan cara memusatkan pelatihan dan pemberian bantuan alat langsung di sentra produksi.
“Di tahun 2018 ini, para alumni wurausaha kita satukan di sentra, mereka belajar bersama dan memproduksi bersama. Semisal yang bergerak di catering, jadi dikelola dan belajar bersama sama, termasuk pola managementnya. Yang belajar menjahit, konfeksi dan lainnya. Hasilnya dibagi bersama, kami tidak ikut campur,” bebernya.
Sebagai komitmen pemerintah dalam memberdayakan para lulusan wirausaha muda. Pihaknya mengaku telah berupaya memberikan jalan untuk membantu manakala terdapat kendala dalam menjalankan usahanya.
“Bagi mereka yang sudah paham dan ingin mandiri, kita persilahkan. Bahkan kita fasilitasi jika terdapat kendala semisal kurang peralatan, kita akan carikan bantuan di dinas dinas terkait, mereka tidak akan kami tinggal,” tegasnya.
Untuk tahun ini, tidak ada bantuan alat, karena saat ini langsung ke sentra. Namun, jika di tahun 2020 dibutuhkan, Fajar memastikan akan memprogramkan kembali pemberian bantuan.
“Mereka kan sudah berbentuk kelompok, dan ini sudah embrio untuk membentuk koperasi, karena target kita kan ke sana,” ucapnya.
Berjalannya WMS beberapa tahun ini, cukup mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Bahkan ada beberapa orang yang tidak memenuhi syarat usia pun berbondong bondong meminta agar diberikan kesempatan belajar juga.
“Yang bisa ikut program wirausaha muda usianya 16 hingga 36 tahun. Ada yang umurnya di atas itu ingin ikut juga, secara persyaratan tidak masuk, namun kita persilahkan. Kita kasih ilmunya, tapi jangan berharap masuk dalam daftar. Ini cara kami memberdayakan mereka,” tutupnya. (Nay)
Comment