News Satu, Sumenep, Jumat 14 April 2017- Target kuota asuransi bagi para nelayan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tahun ini masih belum turun dari pemerintah Pusat. Namun, jika berkaca pada target kuota tahun lalu, Kabupaten ujung timur pulau Madura ini mendapat target kuota sebanyak 10 ribu nelayan.
“Tahun ini masih belum turun targetnya. Kalau tahun 2016 kemarin, kita mendapatkan target 10 ribu nelayan,” kata kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep, Arif Rusdi, Jumat (14/4/2017).
Ia menjelaskan, dari target 10 ribu nelayan tahun lalu itu, realisasi pencapaiannya hanya sebanyak 8003 nelayan baik yang berada di wilayah daratan maupun kepulauan. Sehingga pihaknya tidak menampik jika pencapaian asuransi bagi nelayan tahun 2016 tidak mencapai target. Menurutnya, tidak tercapainya target asuransi bagi masyarakat nelayan itu disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat mengikuti asuransi jiwa.
“Masyarakat nelayan masih banyak yang enggan untuk mengikuti asuransi nelayan. Bahkan masih ada juga yang bersikap antipati terhadap program ini,” tambahnya.
Rusdi menyebutkan, hingga saat ini, sedikitnya ada 11 nelayan yang sedang diproses klaimnya karena meninggal dunia. Bahkan satu orang nelayan sudah dicairkan asuransinya sebesar Rp 160 juta yang diserahkan kepada ahli waris.
“Nelayan yang meninggal dunia akan mendapat santunan sebesar Rp 160 juta. Kalau meninggal di laut sebesar Rp 200 juta. Sedangkan untuk yang kecelakaan hingga menyebabkan cacat akan mendapatkan santunan sebesar Rp 20 juta, sementara untuk nelayan yang sakit akan mendapat biaya pengobatan maksimal Rp 23 juta,” terang Rusdi.
Mantan kepala Dinas Peternakan ini menambahkan, jumlah nelayan di Kabupaten Sumenep saat ini berkisar 45 ribu lebih. Angka ini yang sesuai dengan data pekerjaan yang tercantum di KTP. Namun ia meyakini, jumlah nelayan Sumenep lebih banyak dari itu, hanya saja dalam KTP tidak mencantumkan pekerjaan sebagai nelayan.
“Masyarakat Lebih suka mencantumkan pekerjaan sebagai swasta ketimbang nelayan,” imbuhhnya. (Ozi)
Comment