HEADLINENEWSOGAN KOMERING ILIRPEMERINTAHANPEMKAB OGAN KOMERING ILIRREGIONAL

Atasi Kebakaran Korhutla, Warga Bangun Sumur Bor

×

Atasi Kebakaran Korhutla, Warga Bangun Sumur Bor

Sebarkan artikel ini
Atasi Kebakaran Korhutla, Warga Bangun Sumur Bor
Atasi Kebakaran Korhutla, Warga Bangun Sumur Bor

News Satu, Ogan Komering Ilir, Sabtu 19 Okrober 2019- Akar masalah kebakaran hutan dan lahan yang hingga kini tidak tertangani adalah kondisi gambut yang kering. Jika gambut kering tidak ditangani setiap tahun, otomatis karhutla akan selalu terjadi. Gambut sejatinya ekosistem rawa gambut yang otomatis basah, karena praktik penanaman masif monokultur, maka gambut dikeringkan sehingga mudah terbakar jika tersulut api.

Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati mengatakan, gambut sejatinya ekosistem rawa gambut yang otomatis basah.

“Sayangnya, karena praktik penanaman masif monokultur, maka gambut dikeringkan dan menjadi batu bata, sehingga mudah tersulut api,” katanya, Sabtu (19/10/2019).

Oleh karena itu perlu adanya upaya pemulihan kembali ekosistem gambut dengan pembasahan kembali rawa yang kering atau terbakar. Pembangunan infrastruktur sumur bor dan skat kanal menjadi penting untuk pembasahan kembali lahan gambut. Desa Peduli Gambut melakukan inisiasi tersebut dengan membangun sumur bor sebanyak 68 unit dan skat kanal sebanyak 18 unit pada tahun 2019.

“Pemulihan gambut yang kering dapat dilakukan dengan membangun infrastruktur pembasahan kembali gambut. Salah satunya dengan sumur bor untuk memompa cadangan air tanah disiramkan pada gambut yang kering. Sumur bor dan skat kanal juga dapat menjadi sumber air untuk pemadaman kebakaran,” ujarnya.

Mujianto salah satu warga mengatakan, sumur bor adalah sarana dan alat berupa pipa yang dimasukkan secara vertikal kedalam lapisan dimana air akuifer berada pada kedalamana 10-40 meter guna mengeluarkan sumber air bawah tanah gambut yang ada lapisan akuifer.

Agar sumur bor yang telah dibuat dan berfungsi dengan baik dilakukan pemeliharaan/perawatan secara rutin setidaknya 3 bulan sekali meliputi pembersihan sekitar lokasi sumur, menguji pemompaan untuk memastika pipa tidak tersumbat oleh pasir dan lumpur dan perlu dibuat pengaman/pelindung pipa sumur bor agar tidak rapuh karena cuaca panas dan hujan.

“Sumur bor dan skat kanal yang dibangun dapat menjadi solusi dan dimanfaatkan masyarakat untuk pemulihan degradasi gambut, dengan menjaga gambut tetap basah maka akan melindungi gambut terbakar dan ekosistem tetap terjaga,” pungkas Mujianto. (Hasan)

Comment