“Awalnya kami di cegat di depan sekolah SMK Negeri 3 Pamekasan. Namun kami akan tetap menyuarakan aspirasi masyarakat tentang semua tuntutan DNA penolakan Fattah Jasin di Pamekasan,” katanya, Senin (28/3/2022).
Selanjutnya, setelah pihak perwakilan masa aksi mendesak aparat kepolisian untuk melakukan negosiasi, agenda aksi semakin ricuh. Padahal semua hanya terkait dengan permintaan komunikasi dengan legislatif dan eksekutif, bahkan kepada seluruh partai pengusung agar menemui masa aksi untuk menyampaikan aspirasi atas penolakan Fattah Jasin menjadi wakil Bupati Pamekasan.
“Kami menduga pihak kepolisian mencegat karena mereka sudah di kasih uang, dan ini kami nilai sebuah pemerkosaan terhadap rakyat yang hendak menyampaikan aspirasi,” tuturnya.
Sekedar diketahui, setelah alotnya negosiasi dan komunikasi antara massa aksi dengan pihak kepolisian yang tidak temukan jalan keluar. Secara diam-diam beberapa perwakilan aksi menerobos masuk ke ruang gedung DPRD Pamekasan dengan membawa pamflet dan teriakan pada anggota DPRD agar memakai hati nurani dalam memilih Wabup terpilih nantinya.
Bahkan, menurut pantauan media, Faisol salah satu yang berhasil menerobos pintu masuk, nyaris kena jotos aparat kepolisian yang berjaga di dekat pintu masuk belakang lantai 1 gedung DPRD Pamekasan. Meski sebelumnya sempat didorong dan dipaksa keluar secara kasar oleh salah satu petinggi polres setempat kala itu.(Yudi)
Comment