News Satu, Sumenep, Selasa 24 September 2024- Upaya melawan penyebaran hoaks di era digital semakin digencarkan. Langkah strategis dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggandeng Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA) untuk meningkatkan literasi digital masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa.
Kerjasama yang ditandatangani pada Selasa (24/9/2024) ini menekankan pentingnya keterlibatan aktif mahasiswa dalam penyebaran informasi yang benar di tengah maraknya berita Hoaks. Kesepakatan ditandatangani langsung oleh Kepala Diskominfo, Indra Wahyudi, dan Ketua BEM STITA, Dauri Aziz, serta disaksikan oleh Kepala Bidang IKP, Irwan Sujatmiko.
Dauri Aziz menyampaikan, kerjasama ini merupakan kelanjutan dari pengajuan yang diajukan BEM STITA pada 17 September 2024 lalu.
“Hoaks di media sosial semakin merajalela, dan mahasiswa perlu menjadi garda terdepan dalam memfilter informasi. Kerjasama ini menjadi pintu bagi kami untuk bersama Diskominfo melawan disinformasi yang bisa merusak tatanan sosial,” ujar Dauri.
Ia menambahkan, mahasiswa akan didorong untuk aktif memverifikasi berita dan memproduksi konten-konten edukatif yang mengajarkan masyarakat tentang cara mengenali berita hoaks.
“Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan sekedar konsumen informasi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Sumenep, Indra Wahyudi, menyambut baik inisiatif ini.
“Ini adalah contoh kolaborasi ideal antara pemerintah dan dunia akademik. Dengan literasi digital yang kuat, generasi muda bisa membantu masyarakat lebih kritis terhadap informasi yang mereka konsumsi, terutama di media sosial,”katanya.
Menurut Indra, Diskominfo Sumenep akan menyediakan pelatihan bagi mahasiswa STITA mengenai cara menangani dan mendeteksi hoaks, termasuk memanfaatkan teknologi untuk mengecek fakta secara cepat.
“Kami juga akan memberikan akses ke Media Center untuk memastikan informasi yang beredar adalah valid dan dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Kolaborasi ini hadir di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait penyebaran hoaks menjelang tahun politik 2024. Kepala Bidang IKP, Irwan Sujatmiko, mengatakan, tahun politik biasanya memicu peningkatan jumlah informasi palsu yang disebarkan untuk kepentingan politik tertentu.
“Kerjasama ini sangat relevan, terutama di tahun politik. Informasi bohong dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik. Dengan adanya inisiatif ini, kami berharap mahasiswa bisa menjadi agen perubahan, melawan hoaks yang seringkali merusak integritas demokrasi,” tegasnya.
Kerjasama ini bukan hanya untuk jangka pendek. Diskominfo dan BEM STITA sepakat untuk terus bekerja sama dalam berbagai program yang berfokus pada literasi digital, termasuk pelatihan menulis jurnalistik, pembuatan konten media sosial, dan kampanye edukasi kepada masyarakat.
“Dengan adanya kerjasama ini, saya harap mahasiswa dan masyarakat Sumenep menjadi lebih waspada terhadap informasi palsu (Hoaks) dan mampu menyaring berita dengan bijak di era digital yang serba cepat,” pungkasnya. (Robet)
Comment