News Satu, Surabaya, Senin 2 Oktober 2017- Bentrokan antara sporter Persebaya dengan perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), yang mengakibatkan dua anggota PSHT meninggal dunia dalam peristiwa pada Minggu (1/10/2017), nampaknya langsung mendapatkan respon dari Kapolrestabes Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya langsung melakukan mediasi dengan mengundang kedua belah pihak di Gedung M. Yasin Polrestabes Surabaya. Hal itu dilakukan agar kedua kelompok untuk tidak saling bertikai dan menyerahkan kasus tersebut pada hukum.
“Kedua kelompok telah kami pertemukan, agar mempercayakan proses hukum perkara ini kepada Polrestabes Surabaya,” kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol M. Iqbal, Senin (2/10/2017).
Sementara, Maksum Rusakin, Ketua Cabang PSHT Surabaya yang hadir dalam mediasi tersebut mengatakan jika pihaknya sepakat bahwa kejadian semalam itu adalah musibah yang tidak dikehendaki bersama. Selain itu, ia memastikan bisa meredam pergerakan dari segenap anggotanya untuk tidak melakukan pembalasan apapun.
“Saya tekankan kepada segenap anggota untuk menghormati proses hukum yang berlaku di negara ini,” katanya, seperti yang dilansir dalam surabayaraya.com.
Ia menambahkan bahwa dua kelompok tersebut pada awalnya bersinggungan saat berpapasan di Jalan Tambak Osowilangon Surabaya pada Sabtu malam (30/9/2017) sekitar pukul 23.00 Wib.
“Saat itu sejumlah anggota PSHT dalam perjalanan pulang setelah menghadiri kegiatan di Gresik. Sedangkan massa bonek dalam perjalanan pulang setelah menyaksikan pertandingan Persebaya melawan Persigo Semeru FC Lumajang di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya,” terangnya.
Namun, bentrokan di Jalan Tambak Osowilangon tersebut berhasil digagalkan setelah dibubarkan polisi. Selanjutnya, tanpa diduga massa bonek ternyata terus bergerak melakukan penghadangan di Jalan Raya Balongsari Surabaya pada Minggu dini hari (1/10) sekitar pukul 00.30 Wib.
Massa bonek kemudian membakar satu unit sepeda motor, yang juga menyebabkan dua anggota PSHT tewas. “Saat ini kami baru memulai penyelidikan. Dari Andi Peci dan kawan-kawan melalui pertemuan ini saya harap bisa menemukan petunjuk awal penyelidikan,” pungkasnya.
Sementara Andi Peci, perwakilan dari bonek, berharap peristiwa kekerasan tersebut akan menjadi yang terakhir bagi bonek dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat Polrestabes Surabaya.
“Kami segenap keluarga besar bonek (suporter persebaya) mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya dua sahabat dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Semoga ini menjadi pengalaman bagi kami untuk berbuat lebih baik,” tuturnya.
Andi mengaku berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan sempat mengantar korban ke rumah sakit terdekat sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun kepada wartawan, Andi tidak bersedia membeberkan bagaimana awal mula massa bonek melakukan penghadangan yang menyebabkan dua anggota perguruan silat PSHT itu meninggal dunia. (RN1)
Comment