HEADLINEKESEHATANNEWSOGAN KOMERING ILIRPEMKAB OGAN KOMERING ILIRREGIONAL

Ogan Komering Ilir Masuk Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting

×

Ogan Komering Ilir Masuk Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting

Sebarkan artikel ini
Ogan Komering Ilir Masuk Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting
Ogan Komering Ilir Masuk Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting

News Satu, Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa 9 Juli 2019- Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini termasuk dalam salah satu kabupaten yang saat ini sedang menghadapi tantangan utama dalam percepatan penurunan angka stunting.

Wakil Bupati OKI, HM. Dja’far Shodiq mengatakan, Pemerintah kabupaten OKI sendiri menyambut baik kegiatan ini mengingat saat ini indonesia dan khususnya kabupaten OKI, masuk dalam 160 kabupaten yang sedang menghadapi tantangan utama dalam percepatan penurunan angka stunting.

“Isu Stunting atau Gizi Buruk menjadi perhatian serius Pemerintah. Negara Indonesia ditetapkan sebagai salah satu Negara dengan penderita stunting yang tinggi di Dunia,” katanya dalam Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten OKI Tahun 2019, di Gedung Kesenian Kayuagung, Selasa (9/7/2019).

Dalam kegiatan tersebut, mengambil tema “Dengan Rembuk Stunting Kita Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Sehat, Cerdas Dan Berprestasi” oleh karena itu, Pemkab Ogan Komering Ilir (OKI) optimis mampu mengurangi prevalensi gagal tumbuh melalui program-program anti stunting antar kementerian, pemerintah nasional dan pemerintah daerah.

Sebab, Dari Riset kesehatan dasar (riskesdas) 2013 memperkirakan hampir 9 juta anak di indonesia atau sepertiga dari seluruh anak berusia di bawah lima tahun, mengalami gagal tumbuh (stunting).

“Salah satu komitmen pemerintah daerah dengan adanya konvergensi percepatan penurunan stunting yaitu intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama mensasar kelompok sasaran prioritas di desa,” ungkapnya.

Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Intervensi gizi spesin meliputi kecukupan asupan makanan dan gizi, pemberian makanan, perawatan, pola asuh dan pengobatan infeksi/penyakit.

Sedangkan intervensi gizi sensitif mencakup: peningkatan akses pangan bergizi, peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan ibu dan anak, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan serta peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi.

“Upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif bila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara konvergen,” tuturnya.

Comment