Anggota DPD RI Lia Istifhama Ajak Santri Dan Orang Tua Tanamkan Nilai Kebangsaan Sejak Dini Untuk Indonesia Emas

Nganjuk, Senin 10 November  2025 | News Satu- Upaya membangun generasi muda yang unggul dan berkarakter kuat menjadi perhatian serius Anggota Komite III DPD RI, Dr. Lia Istifhama.

Dalam kunjungan kerjanya ke Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda Nganjuk, Lia mengajak keluarga dan lembaga pendidikan untuk bersinergi membentuk karakter anak bangsa yang tangguh dan berakhlak mulia.

Kegiatan bertajuk “Parenting Kebangsaan: Mendidik Anak Berkarakter Baik dan Unggul untuk Kemajuan Bangsa Indonesia” ini dihadiri para tokoh pendidikan dan agama, di antaranya KH. Roni Sya’roni, Mbah Yai Ahmad Qolyubi, KH. Amir Marwah, Gus Habibi Dinil Haq, Ustadz Fauzi Fatahillah, serta Munawir, Kabid Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk.

Dalam sambutannya, Lia Istifhama yang juga keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa pendidikan karakter harus dimulai dari rumah dan diperkuat oleh lembaga pendidikan berbasis nilai moral dan nasionalisme.

“Pendidikan karakter tidak hanya mencetak anak yang cerdas, tapi juga tangguh, bertanggung jawab, dan memiliki empati sosial. Inilah pondasi untuk membangun bangsa yang unggul dan bermartabat,” tegasnya, Senin (10/11/2025).

Sebagai akademisi, Lia juga memperkenalkan dua konsep penguatan karakter hasil risetnya, yakni SUPEER dan 7C Theory.

Konsep SUPEER mencakup nilai Sociable, Unique, Problem Solver, Empathy, Responsibility, Visioner, dan Resilient, sementara 7C Theory terdiri dari prinsip komunikasi efektif: Clear, Concise, Concrete, Correct, Coherent, Complete, dan Courteous.

“Penguasaan bahasa, termasuk Bahasa Inggris, menjadi bagian penting untuk membangun komunikasi berkelas dunia namun tetap santun dan beretika,” ujar Ning Lia.

Dalam kesempatan tersebut, Lia Istifhama, yang dikenal sebagai Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai versi ARCI 2025, juga memberikan pesan moral agar seluruh civitas akademika tetap rendah hati di tengah prestasi besar.

“Tetaplah bersahaja dan jangan jumawa. Karya nyata lebih indah daripada banyak gaya,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah.

Acara ditutup dengan pantun inspiratif khas Ning Lia.

“Buah pepaya buah srikaya, siswa Miftahul Huda tak banyak gaya tapi banyak karya,” ucapnya sambil tersenyum, mengundang tawa para santri.

Yayasan Ponpes Miftahul Huda Nganjuk sendiri dikenal sebagai lembaga pendidikan inovatif dan berprestasi tinggi. Berdiri sejak 2014, lembaga ini memadukan pembelajaran modern dan pembiasaan karakter religius dengan moto “Rabbani, Shalihun likulli zaman wal makan” insan saleh untuk setiap zaman dan tempat.

Menurut Pengasuh Pondok KH. Roni Sya’roni, standar kelulusan SD dan SMP Miftahul Huda menjadi yang tertinggi di Kabupaten Nganjuk, bahkan mendekati standar nasional.

“Belajar juga bagian dari jihad. Kalau semua ikut berperang, siapa yang akan meneruskan ilmu?,” pungkasnya. (Kiki)

Komentar