BUDAYAHEADLINENEWSOGAN KOMERING ILIRREGIONAL

Berusia 122 Tahun, Rumah Adat Bengkulah di OKI Masih Bertahan Hingga Kini

×

Berusia 122 Tahun, Rumah Adat Bengkulah di OKI Masih Bertahan Hingga Kini

Sebarkan artikel ini
Berusia 122 Tahun, Rumah Adat Bengkulah di OKI Masih Bertahan Hingga Kini
Berusia 122 Tahun, Rumah Adat Bengkulah di OKI Masih Bertahan Hingga Kini

News Satu, Ogan Komering Ilir, Senin 11 Maret 2019- Rumah Depati Bahar masih berdiri kokoh di Desa Pulau Gemantung Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir. Rumah ini jadi saksi sejarah perubahan zaman yang dibangun 14 tahun setelah letusan Gunung Krakatau 1883 dan sanggup bertahan hingga kini.

Rumah adat Bengkulah merupakan peninggalan Pangeran dan Pesirah Kemargaan Bengkulah yang berpusat di Desa Negeri Ratu, saat ini Desa Pulau Gemantung Induk Dusun III, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Pulau Gemantung merupakan salah satu desa tua yang secara administratif termasuk Wilayah Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Kini Pulau Gemantung dimekarkan menjadi empat desa yaitu Pulau Gemantung Induk (Pusat), Pulau Gemantung Ilir (Hilir/Sabah), Pulau Gemantung Ulu (Hulu) dan Pulau Gemantung Darat (Urai – Urai).

Meski telah mekar, secara kultur dan lingkungan, masyarakat Pulau Gemantung masih berbaur dengan akrab antara satu desa dengan desa yang lainnya, ini disebabkan karena pada awal mulanya desa tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dilihat dari suku, masyarakat Pulau Gemantung merupakan uraian suku Komering Bengkulah. Satu klan dari Suku Lampung yang berasal dari Kepaksian Sekala Brak yang telah lama bermigrasi ke dataran Sumatera Selatan pada sekitar abad ke – 7. Di situ mereka beranak-pinak dan membentuk suku atau marga.

Zawawi Kamil dalam Menggali Babad & Sedjarah Lampung menyebutkan, suku Komering terbagi beberapa marga, di antaranya Marga Paku Sengkunyit, Marga Sosoh Buay Rayap, Marga Buay Pemuka Peliyung, Marga Buay Madang, Marga Semendawai (OKU) dan Marga Bengkulah (OKI).

Lanjut Membaca Page 2

Comment