Upaya dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi program/kegiatan. Saat ini ada lima pilar penting yang harus dilakukan agar semua program stunting bisa sukses berjalan, yaitu komitmen, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring program.
“Di aksi 1 tahun 2018 dan 2019 kabupaten Ogan Komering Ilir telah melakukan analisis situasi terutama di 10 desa fokus stunting, yakni Desa Jambu Ilir, Tanjung Merindu, Tanjung Beringin, Sukarami, Muara Telang, Benawa, Sugih Waras, Tanjung Sari 1, Sukadamai,” tandasnya.
Kemudian analisi situasi juga dilakukan diseluruh desa di kabupaten OKI, sehingga didapatkan desa-desa baru yang berpotensi menjadi desa fokus di tahun 2020. Dengan kerjasama dan dukungan dari berbagai sektor diharapkan angka stunting di kabupaten OKI dapat diturunkan bahkan menjadikan Kabupaten OKI bebas stunting.
Sejalan dengan itu angka stunting di Kabupaten OKI telah mengalami penurunan dari tahun 2015, 34,7 %; tahun 2016, 29,2%, tahun 2017, 22,5%. Sedangkan untuk jumlah kematian ibu juga mengalami penurunan dari tahun 2015 sebanyak 18 kasus, tahun 2016, 8 kasus dan 2017 sebanyak 2 kasus. Begitu juga dengan kematian bayi, pada tahun 2015, 49 kasus, tahun 2016 43 kasus dan tahun 2017 sebanyak 33 kasus.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan OKI, H. M. Lubis, M.Kes, mengatakan, sebagian masyarakat belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk memghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembagan otak sehingga kecerdasan anak tidak maksimal. Hal inti benesiko menurunkan produktifitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting beresito lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya.
“Bahkan stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestic Bruto (PDB) setiap tahunnya,” kata Lubis.
Rembuk stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten OKl untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting bersama-sama antara OPD penanggung jawab |ayanan dengan sektor non pemerintah dan masyarakat dengan tema “Tingkatkan kualitas pelayanan 1000 HPK”. (Hasan/ADV)
Comment