News Satu, Italia, Minggu 13 Mei 2018- Kejadian aksi bom bunuh diri di tiga (3) Gereja di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) mendapatkan perhatian serius dari Paus Fransiskus, di lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma Italia.
“Untuk warga Indonesia yang terkasih, terutama komunitas Kristiani di kota Surabaya yang sangat menderita oleh serangan terhadap rumah-rumah ibadah mereka, saya memanjatkan doa bagi para korban dan keluarga mereka, dan bersama-sama kita memohon kepada Allah Sang Damai agar menghentikan tindakan-tindakan kekerasan ini. Dan agar di hati semua orang tidak ada perasaan kebencian dan kekerasan, tetapi rekonsiliasi dan persaudaraan,” kata Paus Fransiskus, di lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma Italia, seperti yang dilansir dalam voaindonesia.com, Minggu (13/5/2018).
Dalam kejadian bom bunuh di tiga (3) Gereja di Surabaya tersebut, ada 13 orang meninggal dunia dan 43 mengalami luka-luka sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit. Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung yang mendatangi Gereja Santa Maria Tak Bercela, salah satu dari tiga lokasi ledakan di Surabaya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, aksi teror teror bom di tiga (3) gereja Surabaya merupakan tindakan yang biada dan diluar batas kemanusiaan. Sebab, para korban dalam teror bom tersebut adalah anak-anak, masyarakat dan anggota Polri juga menjadi korban.
“tindakan terorisme ini sungguh biadab dan diluar batas kemanusian, yang menyebabkan korban anak-anak, masyarakat dan anggota Polri,” kata Presiden Joko Widodo, saat jumpa Pers dengan sejumlah awak media, Minggu (13/5/2018).
Oleh karena itu, orang nomor satu di Negara RI ini mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi terorisme dan radikalisme, sebab terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun, sebab semua agama menolak aksi terorisme.
“Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu hingga seluruh akar-akarnya,” tegasnya.
Lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, dirinya sangat berduka atas kejadian aksi teror bom di tiga (3) Gereja Surabaya. Dan bagi para korban yang meninggal dunia semoga mendapatkan pengampunan dan diterima seluruh amal ibadahnya, sedangkan bagi para korban luka-luka yang saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit semua biayanya akan ditanggung Negara.
“Para korban luka-luka akan ditanggung Negara biaya pengobatannya,” imbuhnya.
Sedangkan, Kapolri Kapolri Jenderal Tito Karnivian mengatakan, ledakan bom di Surabaya ini dilakukan satu keluarga Dita Supriyanto asal Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
“Alhamulliah, identifiksi sudah diketahui. Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja,” kata Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Wiedodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5/2018).
Dita merupakan penyerang Gereja Pantekosta Jl Arjuna. Pelaku menggunakan mobil Avanza dan menabrakan ke gereja, kemudian terjadi ledakan bom dari dalam mobil.
“Ledakan di gereja jalan Arjuno yang paling besar,” terangnya.
Selanjutnya, istri dari Dita Supriyanto yakni Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di GKI Jl Diponegoro. Dia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadilah Sari (12) dan Pemela Riskika (9). Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri. Bom ditaruh di pinggang.
“Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja. Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita. Mereka itu, Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).
Keduanya membawa bom dengan cara dipangku. Mereka masuk ke gereja naik motor dan memaksa masuk, kemudian bom meledak hingga tewas.
“Soal jenis bom apa, kami masih melakukan identifikasi. Tapi korban pecah dan ledakan besar,” pungkasnya. (red)
Comment