HEADLINEJAKARTANEWSREGIONAL

Brigade GPII Kuatkan Nilai Nasionalisme dan Keislaman Kader di Jakarta

×

Brigade GPII Kuatkan Nilai Nasionalisme dan Keislaman Kader di Jakarta

Sebarkan artikel ini
Brigade GPII Kuatkan Nilai Nasionalisme dan Keislaman Kader di Jakarta
Brigade GPII Kuatkan Nilai Nasionalisme dan Keislaman Kader di Jakarta

News Satu, Jakarta, Selasa 4 Januari 2022- Pemuda Islam yang tergabung Brigade Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Jakarta Raya menilai kepesatan zaman ini harus disikapi secara serius. Terutama dalam membentuk nilai nasionalisme dan keislaman yang utuh di setiap jiwa raga pemuda bangsa dan Islam.

“Kita tahu bersama, di tengah era perkembangan teknologi yang begitu pesat dan semakin canggih ini, dengan keterbukaan segala informasi yang ada, menjadikannya sebagai suatu tantangan besar, siapa yang bisa beradaptasi dan mengelolanya dengan baik, tentunya akan menjadikan era teknologi ini sebagai sebuah potensi besar,” Doddy Abdallah, Komandan Brigade Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Jakarta Raya, Selasa (4/1/2022).

Meski begitu, namun hal yang sama juga berlaku sebaliknya, bagi siapapun yang tidak dapat beradaptasi dan mengelolanya, maka akan dibuat tenggelam. Apalagi di era menuju 5.0 yang sudah konkrit dengan gerakan ansich dan berpadu digitalisasi melalui sosmed dewasa ini.

Doddy juga menjelaskan, salah satu masalah utama dari era keterbukaan informasi berbasis digital saat ini ialah kurangnya filterisasi. Terutama dari berbagai informasi yang beredar, mulai dari berita bohong, provokasi, hingga infiltrasi budaya, ajaran, dan ideologi yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.

“Era keterbukaan informasi ini harus disikapi dengan bijak, kita harus bisa mengontrol, harus pandai-pandai memfilter, jangan sampai terbawa arus kencang ini, kita tahu sekarang hoaks dan provokasi begitu gampang menyebar,” tukasnya.

Bahkan juga sampai budaya, ajaran, juga ideologi yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, nilai-nilai Pancasila, dapat beredar dengan bebasnya. Nah, jika tidak cepat disikapi, apa kabar masa depan negeri ini nanti, terlebih dengan sikap mentalitas Pemuda bangsa dan keislaman yang harusnya terus digelorakan oleh Brigade terdepan GPII tersebut pada generasi muda.

Menyikapi hal tersebut, Doddy kembali menjelaskan, perlu kerja sama dari berbagai pihak sangat diperlukan, baik dari tingkat atas. Yaitu seperti instansi pemerintah, kemudian organisasi non pemerintahan, sampai ke lapisan masyarakat paling bawah harus bergotong royong.

“Masalah ini tidak bisa dianggap remeh penangananya harus serius dan terstruktur rapi, kolaborasi, gotong royong dan saling mendukung menjadi salah satu kuncinya, ambil peran masing-masing,” imbuhnya.

Nah, misalnya institusi pemerintah dan Polri, contohnya punya peran dalam penegakan hukum. Sedangkan dari sisi pemuda Brigade GPII harus mendukung gerakan kebangsaan itu, bahkan jika ada yang kurang organisasi Islam itu bisa beri masukan positif.

“Kami sendiri juga misalnya, sebagai organisasi yang bergerak di bidang pembinaan dan pemberdayaan pemuda, terus berkomitmen untuk membangun dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam jiwa-jiwa pemuda yang kami bina melalui proses kaderisasi, jadi dalam setiap perekrutan dan pembinaan kader seperti yang terakhir kami laksanakan pada bulan November 2021 lalu, materi-materi yang mengandung nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila akan menjadi materi wajib,” paparnya.

Itu salah satu tujuannya, jelas untuk membentengi pemuda-pemuda agar tidak mudah terpengaruh atau bahkan tersusupi dengan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Pancasila. Pasalnya, hari ini dengan begitu mudahnya kita temukan di dunia digital. Lalu ada juga lapisan masyarakat paling bawah seperti keluarga, orang tua juga menjadi penanggung jawab utama dalam mendidik tunas-tunas bangsa agar tidak mudah terbawa arus negatif teknologi ini.

Doddy juga berpesan agar para pemuda Indonesia jangan sampai merawat sikap apatis dan masa bodoh terhadap dinamika sosial. Karena menurutnya kolaborasi dan gotong royong juga tidak akan pernah sukses juga pemuda-pemuda Indonesia masih apatis terhadap permasalahan bangsa.(Yud)

Comment