News Satu, Pamekasan, Jumat 1 November 2024- Dalam Seminar Mahasiswa Jatim Fest di Universitas Madura (UNIRA), Pemekasan, Madura, JawaTimur, Pancasila diangkat sebagai perisai yang harus mempertahankan eksistensi budaya lokal di tengah derasnya arus budaya global.
Anggota DPD RI, Dr. Lia Istifhama, tampil sebagai narasumber dalam seminar nasional bertema “Pancasila sebagai Rekonsiliasi Nasional dan Global,” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) UNIRA.
Acara dibuka oleh Rektor UNIRA, Dr. Drs. Ec. H. Ghazali, M.M., dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa serta civitas akademika, termasuk Dekan FEBI, Dr. Rachman Hakim, ME.
Lia Istifhama dalam pemaparannya menyoroti peran Pancasila sebagai penjaga identitas budaya di tengah persaingan global yang semakin intens, yang tidak jarang membawa dampak pada hilangnya jati diri bangsa.
“Saat ini budaya lokal Indonesia seperti wayang, batik, dan kesenian tradisional lainnya menghadapi tantangan serius di tengah popularitas budaya asing seperti Korean wave. Mahasiswa harus sadar bahwa mencintai Pancasila bukan hanya soal nasionalisme, tapi juga sebagai upaya konkret untuk menjaga kearifan lokal agar tidak tergantikan,” ujar Ning Lia panggilan akrab dari Lia Istifhama, Jumat (1/11/2024).
Lia juga mengingatkan, sebagai wakil Jawa Timur di DPD RI, dirinya memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Pancasila sebagai fondasi kebanggaan budaya lokal.
“Dengan Pancasila sebagai pegangan, diharapkan generasi muda tidak hanya mengenali, tetapi juga menjunjung tinggi dan melestarikan budaya Indonesia,” pungkasnya.
Dalam sesi diskusi, aspirasi mahasiswa kembali menekankan kekhawatiran akan tergerusnya budaya lokal. Mereka menginginkan DPD RI dapat menginisiasi langkah-langkah konkret untuk menjaga warisan budaya melalui kebijakan dan dukungan program di daerah-daerah.
Melalui diskusi ini, UNIRA berharap seminar dapat memicu kesadaran kolektif bagi mahasiswa untuk lebih menghargai dan membangun kecintaan terhadap nilai-nilai lokal sebagai bagian dari jati diri bangsa di era globalisasi yang kian menantang. (Kiki/*)