BATUHEADLINENEWSPEMKOT BATUREGIONAL

Pemberangkatan Puluhan PKL Kota Batu Ke Bandung Menuai Protes

×

Pemberangkatan Puluhan PKL Kota Batu Ke Bandung Menuai Protes

Sebarkan artikel ini
Pemberangkatan Puluhan PKL Kota Batu Ke Bandung Menuai Protes
Pemberangkatan Puluhan PKL Kota Batu Ke Bandung Menuai Protes

News Satu, Batu, Selasa 4 Desember 2018- Perhatian Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur (Jatim) kepada para Pedagang Kaki Lima (PKL) sangat tinggi. Terbukti, sebanyak 30 Pedagang Kaki Lima (PKL) diberangkatkan oleh Pemerintah Kota Batu, melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskoperindag) ke Kota Bandung untuk mengikuti studi banding.

Sebelum diberangkatkan puluhan PKL tersebut diberi pembekalan oleh Walikota Batu Dewanti Rumpoko, di Balaikota Amongtani, Jalan Panglima Sudirman No.507, Pesanggrahan, Kecamatan/Kota Batu.

Namun, pemberangkatan tersebut menuai protes. Bahkan para PKL yang memprotes menilai jika kegiatan tersebut tebang pilih dan tidak transparan.

“Jujur saja, saya dan teman – teman PKL yang lain merasa aneh dan janggal. Bukannya kami iri tidak diajak, tapi ini kan mengingat sudah tutup tahun dan anggaran yang dipergunakan itu berasal dari mana?,” ujar salah seorang PKL di Kota Batu, Selasa (4/12/2018).

Ia juga mengungkapkan adanya beberapa kejanggalan. Salah satunya adalah tidak adanya sosialisasi terkait study banding tersebut.

“Kalau seperti ini kan kesannya jadi tertutup. Ya paling tidak ada koordinasi terlebih dahulu mulai dari ketua dan anggota. Semua PKL Shining Batu haruslah dikumpulkan, masalah nanti siapa yang berangkat itu bukan masalah. Jadi jangan seperti ini. Kalau hanya beberapa yang tahu, seperti pentolan – pentolan PKL saja yang diajak, berarti bisa diartikan ada tebang pilih. Itu terkesan diskriminasi,” ungkapnya.

Senada, sejumlah PKL Shining Batu juga menyayangkan pemberangkatan studi banding ke Bandung yang terkesan  tertutup itu.

“Sangat tidak fair dan ironis. Semua PKL tidak diajak. Hanya beberapa saja yang diajak. Tragisnya lagi, ada beberapa caleg juga ikutan studi banding. Mereka kan bukan PKL?! Lantas kapasitasnya ikut sebagai apa?!” papar sumber lain yang juga enggan di sebutkan namanya.

Alasan memilih Bandung sebagai tujuan studi banding, masih menurut sumber tersebut, juga tidak relevan. Menurutnya, masih ada kota lainnya yang lebih baik dari sekadar penatakelolaan PKL.

“Mengapa harus Bandung?! Solo dan Jogja juga dua kota sentra PKL yang sudah tertata rapi, terorganisir dan terelokasi tempatnya. Saya rasa lebih bermanfaat dan mungkin bisa menghemat biaya dengan hasil yang lebih maksimal,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Pemkot Batu, Eko Suhartono saat di konfirmasi melalui WhatsApp menjelaskan, mengapa  tidak semua PKL Shining Batu ikut studi banding tersebut dan hanya perwakilan saja yang di berangkatkan.

“Ya memang tidak semua (PKL) ikut,  namun hanya perwakilan PKL saja. Tunjuan studi banding ke Bandung itu untuk belajar tentang tata kelola dan penataan PKL. Di “badrop” kan sudah ada tulisannya. Kunjungan atau Orientasi Lapangan Penataan PKL Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Kerja Bagi Pedagang (DBHCHT 2018) Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Batu,” ujarnya.

Soal dana studi banding itu, ia sebutkan  bersumber dari APBD 2018. Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut perihal nominal anggarannya, Eko Suhartono tidak menjelaskan rinci. Data yang diperoleh jurnalis media ini menyebutkan, studi banding  ke Bandung tersebut berlangsung selama lima hari, mulai 3 Desember 2018. (Gus)

Comment