News Satu, Ogan Komering Ilir, Kamis 21 Juli 2022- Salah satu warga Belanti, Desa Banyubiru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI menjadi korban amukan segerombolan gajah liar diareal lahan HTI AKASIA PT. BAP diwilayah Desa atau Distrik Jeluntung, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, yang mengakibatkan korban meninggal dunia ditempat.
Menurut informasi dari kepolisian, kejadian mengakibatkan hilangnya nyawa salah satu warga tersebut, terjadi pada hari Selasa 19 Juli 2022 sekira pukul 01.45 WIB, di Distrik Jelutung Petak SJC 3150 areal PT BAP. Diman pada saat itu korban yang diketahui bernama Abdul Karim bersama rekan-rekan lainnya sedang beristirahat didalam tenda, entah datang dari mana tiba-tiba datang segerombolan gajah langsung menghancurkan tenda tempat korban dan rekan-rekannya beristirahat.
“Naas-nya, saat itu korban tidak sempat berlari. Sehingga gajah menginjak-injak korban dan mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat,” beber IPDA Rio Trisno, Kapolsek Air Sugihan.
Kata Kapolsek lagi, korban dapat di evakuasi pada pukul 11.00 WIB dan langsung dibawa kerumah duka di Belanti Desa Banyu Biru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI menggunakan mobil Ambulance milik PT BAP.
“Oleh pihak keluarga korban, jenazah langsung dimandikan dan sekira pukul 12.30 WIB jenazah langsung dikebumikan di TPU desa Banyubiru,” jelas Kapolsek.
Saat ini kejadian tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian Sektor (Polsek) Air Sugihan untuk dilakukan penyelidikan. Kemungkinan gajah liar yang mengamuk tersebut keluar dari dalam hutan karena kurangnya ketersediaan sumber makanan, sehingga keluar mencari makanan mendekati perkampungan warga. Kemungkinan juga terusiknya kawanan gajah akibat dari pembukaan lahan yang tidak melakukan pemetaan terlebih dahulu, sehingga habitat hewan gajah terganggu.
“Kami sayangkan karena kejadian ini sudah kesekian kalinya, sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa yang sia-sia,” ujar Kapolsek.
Ditegaskan Kapolsek, dalam hal ini pihak perusahaan PT. BAP, Dirut PT BAP, Sapto Sulityo harus bertanggung jawab dan tentunya harus mengambil langkah-langkah agar tidak ada lagi korban berikutnya.
“Ini akibat kurang tanggapnya atau reaksinya pihak Sosial Sacurty Departemen Tunggul dalam menyikapi laporan awal dari warga setempat, dan laporan dari kontraktor setempat,” tegas Kapolsek.
Hal ini dikarenakan hewan gajah tersebut sudah sering kali menampakan diri, tambah Kapolsek. Namun, lanjut Kapolsek hal ini tidak adanya koordinasi dari pihak KADWP SSD dengan perangkat desa, BKSD dan aparat setempat untuk segera mengambil langkah-langkah menggiring gajah tersebut agar kembali ke habitatnya,” tutup Kapolsek. (Hasan)
Comment