News Satu, Bondowoso, Senin 16 Maret 2020-Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, melakukan kegiatan rembuk stunting, untuk menekan angka stunting.
“Kegiatan ini agar tidak menjadi seremonial saja ,agar tak hanya melaksanakan kegiatan menyerap anggaran,” kata Wakil Bupati Irwan Bahtiar dalam acara rembuk stunting di pendapa Bupati Bondowoso, Senin (16/3/2020).
Untuk itu lanjut Wabup, stunting di kabupaten Bondowoso Pringkat 30 dari 38 kabupaten dan kota se Jawa Timur, untuk itu Stunting di Bondowoso masih cukup tinggi.
“Sehingga rembuk stunting 2020 ditekankan harus melahirkan rencana aksi penurunan angka stunting yang lebih maksimal ,” Harapannya.
Ia menambahkan, rembuk stinting ini harus menghasilkan strategi seperti apa, bagaimana peran desa, bagaimana delam APBDesnya, peran camat termasuk peran PUPR.
Bakhan Wabup menjelaskan, jika persoalan stunting tidak hanya menjadi tanggung-jawab Dinas Sosial Semata, melainkan juga menjadi tanggung-jawab lintas sektoral. Sebab akar permasalahan stunting adalah kemiskinan.
“Stunting bukan hanya asupan gizi tapi juga akses seperti infrastur yang kurang memadai penyebab kemiskinan sehingga daya beli masyarakat berkurang akhirnya tidak bisa memenuhi gizi. Sehinngi ibu hamil kekurngan gizi,” Pungkasnya.
Informasi yang dihimpun, prosentase balita stunting di Kabupaten Bondowoso telah mengalami penurunan. Dimana pada bulan timbang Agustus 2018 prosesntase balita stunting ada pada angka 18,80 persen. Sedangkan pada bulan timbang Agustus 2019 turun menjadi 14,59. Artinya ada penurunan 4,21 persen. (Rokib)
Comment