Di bidang kesehatan, lanjut dia telah merealisasikan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas. Pelayanan persalinan gratis bagi warga miskin yang tidak memiliki BPJS dan dirujuk ke rumah sakit. Peningkatan honorarium kader Posyandu dan Kader Jumantik.
Pemberian makanan tambahan pada balita di Posyandu, serta pemberian honorarium pada 9 orang kader Sektap KPAD HIV. Serta dalam peningkan pelayanan kesehatan lainnya, berupa pembangun rumah sakit baru. Dijelaskan Habib Hadi, jika Pemerintah Kota Probolinggo sangat serius untuk merealisasikan terwujudnya RS baru itu.
“Akan dibangun di wilayah selatan. Nanti wilayah selatan akan berkembang dengan pembangunan RS baru ini. Saat ini progres perencanaannya sudah mencapai 95 persen. Kita terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Saya mohon do’a dari seluruh masyarakat Kota Probolinggo,” ucapnya.
Selain program prioritas tersebut, Walikota Habib Hadi dan Wakil Walikota Subri telah berhasil menjalankan kegiatan seperi bantuan peralatan dan sembako untuk penyandang disabilitas. Selain itu pula program bantuan sembako bagi ODGJ, Pelatihan membatik dan menjahit bagi disabilitas, Bantuan Pangan Non Tunai, serta diresmikannya Unit Layanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (ULT-PK). “ULT PK merupakan wadah bagi masyarakat miskin untuk menerima informasi dan menyampaikan pengaduan kepada Pemerintah Kota Probolinggo,” ungkapnya.
Untuk pelayanan administrasi, pemerintah kota telah menghadirkan Mall Pelayanan Publik. Kehadiran MPP dinilai memangkas biaya dan waktu bagi masyarakat Kota Probolinggo dalam mengurus kebutuhan administrasi seperti SIM, Akte kelahiran, KTP, izin-izin usaha, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, KPP Pratama, Pajak Bumi dan Bangunan serta berbagai bentuk pelayanan Pemerintah Kota Probolinggo dan instansi vertikal.
“Kita sedang mengusahakan pelayanan imigrasi. Sudah ada disposisi dari Menteri Hukum dan HAM. Kita tunggu saja realisasinya. Semoga semuanya berjalan lancar. Nanti masyarakat kita sudah tidak perlu jauh-jauh ngurus passport ke Malang atau Surabaya,” ujar Habib Hadi.
Dalam pembinaan kampung, Habib Hadi menginstruksikan dibentuknya kampung-kampung tematik. Ini merupakan pengembangan dari kampung tematik yang sudah ada. Hanya saja cakupannya diperluas. Sebelumnya masing-masing Kecamatan harus punya minimal satu kampung tematik. Pada periode Habib Hadi, diwajibkan satu kelurahan memiliki kampung tematik.
Pada periode 99 hari kerja, semua kampung tematik sudah terbentuk dan sudah dilombakan. Hasilnya, kampung DORA (Donor Darah) di Kelurahan Triwung Lor berhasil menjadi yang terbaik. Kegiatan ini difasilitasi oleh Bappeda dan Litbang Kota Probolinggo.
“Silakan hubungi pusat pengaduan (call center) 112 yang menangani semua bentuk pengaduan darurat dari masyarakat Kota Probolinggo. Call center 112 Kota Probolinggo merupakan satu dari dua call center yang dimiliki Pemerintah Kota/Kabupaten di Jawa Timur,” pungkasnya.
Proses pengurusan santunan kematian juga dipercepat yakni 3 hari uang sudah ditransfer ke rekening masyarakat. Terkait dengan GTT/PTT Wali Kota sudah mulai merealisasikan janjinya seperti pemberian SK Wali Kota untuk 512 PTT Sekolah, 18 orang tenaga akuntansi, dan 40 orang pengemudi mobil dinas pimpinan. (Bambang/Adv)
Comment