News Satu, Surabaya, Senin 1 Juli 2024- DR. Lia Istifhama, anggota DPD RI terpilih periode 2024-2029, mengapresiasi program Korporasi Tani yang diluncurkan di Jawa Timur (Jatim). Program ini dianggap mampu memperkuat ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi melalui Sistem Resi Gudang (SRG).
Dalam sambutannya, Lia Istifhama, yang juga seorang aktivis sosial, memuji efektivitas program ini dalam mendorong kolaborasi berbagai pihak dan memperkuat posisi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional.
“Program Korporasi Tani sangat solutif dan efektif dalam mengatasi masalah di lapangan serta menguatkan eksistensi Jawa Timur sebagai lumbung pangan. Dengan kerjasama intraprovinsi yang memastikan pasokan dengan harga terjangkau dan kualitas terjaga, Jawa Timur tidak hanya berusaha mengendalikan inflasi, tetapi juga memperkuat food estate dan contract farming,” kata Lia pada Senin (1/7/2024), di Surabaya.
Ning Lia menjelaskan bahwa food estate dan contract farming adalah program nasional yang dirancang untuk mengatasi kerawanan pangan.
“Food Estate adalah kebijakan pengembangan pangan terintegrasi, bagian dari Proyek Strategis Nasional 2020-2024 yang digagas oleh Presiden Jokowi. Sedangkan contract farming menekankan kemitraan antara petani sebagai produsen dengan pembeli. Dengan adanya korporasi tani di tingkat regional, dua konsep besar ini akan lebih mudah direalisasikan,” lanjutnya.
Meski optimis, Lia yang merupakan keponakan dari Khofifah Indar Parawansa menyoroti tantangan regenerasi petani sebagai masalah utama.
“Generasi muda, seperti milenial dan gen Z, perlu didorong untuk tertarik pada pertanian. Dukungan pemerintah melalui modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi kunci untuk menarik minat mereka,” ujar Ning Lia, yang dikenal sebagai Srikandi Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim.
Wanita berparas cantik ini juga menekankan pentingnya adopsi teknologi pertanian dari negara lain, seperti Jepang, yang dikenal menghasilkan banyak desa pertanian.
“Modernisasi alsintan di Jepang bisa mempermudah proses pengolahan dan memperbanyak volume hasil pertanian,” ungkapnya.
Selain itu, Ning Lia memuji sistem Tanam Petik Olah Kemas Jual (TPOJK) yang digulirkan oleh Khofifah Indar Parawansa saat menjabat Gubernur Jatim sebagai skema yang efektif.
“Skema ini memastikan proses produksi hingga distribusi berjalan dengan baik, sehingga terjadi repeat order,” tambahnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menjelaskan bahwa program penguatan kelembagaan petani melalui Korporasi Petani adalah langkah strategis untuk menjalankan Proyek Prioritas Strategis 4 RPJMN 2020-2024.
“Korporasi Petani adalah langkah strategis TPID Jatim untuk memperkuat ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Ketersediaan pasokan beras di Korporasi Petani dapat menyeimbangkan surplus-defisit kebutuhan beras antar daerah,” pungkasnya.
Dengan program Korporasi Tani ini, Jawa Timur diharapkan dapat menjadi model bagi provinsi lain dalam penguatan sektor agraris, serta memastikan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi yang berkelanjutan. (Kiki/*)
Comment