News Satu, Sumenep, Jumat 20 September 2019- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memang masih akan dilaksanakan pada tahun 2020. Namun, pada saat ini sudah ada beberapa tokoh yang muncul untuk maju pada Pilkada tahun 2020.
Ada beberapa nama yang memang sudah menjadi buah bibir di masyarakat, diantaranya Achmad Fauzi Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep, KH. Unais Ali Hisyam Pengurus Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Mohammad Solahuddin A Warits Ilyas, Ketua DPC PPP Sumenep.
Namun, beberapa hari ini juga cukup santer nama Hairul Anwar yang merupakan Ketua DPD Barisan Muda (BM) Penegak Amanat Nasional (BM-PAN) Sumenep, Jawa Timur. Bahkan, dukungan dari berbagai kalangan untuk maju pada Pilkada Sumenep 2020 terus menguat.
Ketua Umum BM-PAN Jawa Timur, R. Chandra Hasan Perdana Kusuma mengatakan, pihaknya mendorong kader-kader BM-PAN seluruh Jawa Timur untuk ikut serta mengambil bagian dalam kontestasi Pilkada.
“Pilkada sebagai momentum bagi anak muda untuk mengambil peran penting dan strategis dalam menunjukkan eksistensi pikiran, gagasan, dan tindakan untuk berbakti pada masyarakat,” katanya, Jumat (20/9/2019).
Menurut Chandra, BM-PAN memiliki banyak anak muda yang mampu dan hebat dalam bidang apapun. Termasuk.dalam urusan politik dan juga bisnis.
“BM-PAN punya kader hebat dan teruji. Seperti halnya Hairul Anwar (Pengusaha Madura) yang tertarik untuk maju pada Pilkada Sumenep,” tandasnya.
Selain itu juga ada Ahmad Basuki Babussalam (Anggota DPRD Jatim) yang sedang dilirik di Kabupaten Kediri, Agus Maimun (Ketua Karang Taruna Jatim) yang cukup diperhitungkan kiprahnya di Kabupaten Tuban, di Surabaya ada Juliana Evawati (Anggota DPRD Surabaya).
Sementara, Hairul Anwar belum memberikan jawaban secara pasti. Pria yang juga menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumenep ini hanya mengaku bekerja tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
“Kami selama ini bekerja tidak untuk kepentingan keluarga. Rakyat Sumenep harus sejahtera. Ketimpangan ekonomi harus segera diselesaikan,” ucapnya.
Namun, lima (5) tahun kedepan, Sumenep memerlukan sosok pemimpin yang visioner. Pasalnya, seorang Bupati tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang politisi, melainkan juga pemegang kebijakan.
“Sumenep ini butuh pemimpin yang visioner. Selain seorang politisi, bupati itu juga sebagai pemegang kebijakan. Bupati itu harus memiliki visi jelas, dalam kepemimpinannya harus memiliki tujuan yang harus dicapai,” tandasnya.
Lanjut Pengusaha Muda di Kabupaten Sumenep ini, seorang bupati harus bisa menyeimbangkan pembangunan. Apalagi, dengan letak geografis Sumenep sebagai kabupaten kepulauan.
“Jadi harus sudah bisa direncanakan pemerataan pembangunan antara daratan dan kepulauan. Untuk kepulauan misalkan, jadi sudah harus dianalisa apa yang dibutuhkan masyarakat kepulauan,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, masalah kebutuhan pokok, listrik, dan lain sebagainya. Kenapa bahan pokok di kepulauan itu lebih mahal ketimbang daratan.
“Padahal bisa jadi pendapatan masyarakat kepulauan itu lebih rendah dari masyarakat daratan,” ujarnya.
Untuk itu, kata Ketua ASKAB PSSI Sumenep itu, seorang Bupati harus bisa mengatasi ketimpangan tersebut.
“Jadi pemimpin itu harus bisa menyiasati hal demikian. Makanya saya bilang Sumenep ini butuh pemimpin yang visioner, tidak hanya berlatarbelakang sebagai seorang politisi,” tuturnya.
Labih lanjut, ia juga mencontohkan alternatif untuk wilayah kepulauan. Kata dia, salah satu penyebab mahalnya harga di kepulauan karena mode transportasi yang relatif mahal untuk barang itu tiba dikepulauan.
Sehingga dibutuhkan transportasi alternatif agar barang di wilayah kepulauan menjadi terjangkau. Disisi infrastruktur, kata dia seorang bupati juga harus bisa merancang strategi agar pemanfaatan dana bisa efisien.
“Misalkan menggunakan pesawat marine(sea plane), kan bisa mendarat di laut atau darat. Jadi tidak usah repot-repot bangun bandara yang memakan biaya mahal. Belum lagi perawatannya,” jelasnya.
Dengan begitu, kata dia anggaran tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain.
“Daripada buang-buang anggaran kan lebih baik digunakan untuk kesehatan, pendidikan, dan lainnya, yang sekiranya itu lebih bermanfaat bagi masyarakat Sumenep secara luas,” pungkasnya. (Nay)
Comment