HEADLINEKESEHATANNEWSOGAN KOMERING ILIRREGIONAL

Dinkes OKI Imbau Pedagang Tidak Jual Makanan Mengandung BTP B2

367
×

Dinkes OKI Imbau Pedagang Tidak Jual Makanan Mengandung BTP B2

Sebarkan artikel ini
Dinkes OKI Imbau Pedagang Tidak Jual Makanan Mengandung BTP B2
Dinkes OKI Imbau Pedagang Tidak Jual Makanan Mengandung BTP B2

News Satu, Ogan Komering Ilir, Jumat 24 Mei 2019- Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengingatkan kepada para pedagang agar tidak membeli lagi ke agen yang menjual bahan makanan mengandung bahan tambahan pangan berbahaya (BTP B2).

Pemkab OKI terus melakukan pemantauan dengan mendatangi pasar-pasar besar hingga pasar kalangan yang ada di desa, untuk memberikan penjelaskan kepada para pedagang tentang bahayanya formalin, borak dan pewarna makanan.

“Terus dan terus diingatkan tentang bahan tambahan pangan berbahaya (BTP B2) yang selalu ditemukan. Tentunya, bahan kimia tersebut bisa memberikan efek yang buruk pada kondisi kesehatan seseorang, terlebih jika dikonsumsi dalam jangka panjang,”  kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, HM Lubis SKM MKes melalui Kasi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga, Uli Arta, Jumat (24/5/2019) di Kayuagung.

Uli juga menjelaskan, berikut ini adalah risiko yang mungkin saja terjadi karena disebabkan oleh bahan makan berbahaya tersebut. Seperti formalin, dikenal dengan nama lain air super, merupakan zat yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat, pembunuh kuman, perekat kayu lapis, serta disinfektan kandang hewan.

“Bentuknya adalah larutan jernih berbau menyengat. Jika anda mengkonsumsinya dalam jangka panjang, maka ancaman kesehatan seperti kanker, kerusakan otak, hati, dan paru-paru bisa saja menghantui,” ujarnya.

Sedangkan boraks, lanjutnya, serbuk kristal berwarna putih atau padatan berwarna kuning ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu. Selain itu, boraks biasa dicampurkan dalam pembuatan kaca/gelas serta produksi pupuk.

“Pedagang jahil sering memasukkannya dalam ramuan makanan seperti baso atau mie, agar bertekstur kenyal. Padahal, efek jangka panjang dari boraks sebagai bahan pangan dapat membahayakan fungsi saraf, ginjal, dan juga hati,” jelasnya.

Lalu kemudian, tambahnya, pewarna berbahaya rhodamin B dan methanil yellow adalah pewarna yang sering disalahgunakan untuk memberikan warna pada makanan. Meskipun terbukti tidak aman, nyatanya masih banyak makanan khususnya kerupuk atau minuman es.

“Pewarna berbahaya ini jika dicampurkan dalam makanan dalam memberikan kerusakan pada hati dan ginjal seseorang. Bukan tidak mungkin, kanker kandung kemih juga bisa muncul akibat penggunaan jangka panjang bahan kimia tersebut,” pungkasnya. (Hasan)

Comment