News Satu, Pamekasan, Kamis 14 April 2022- Mengingat berbagai potensi hasil bumi yang cukup besar dimiliki oleh pulau Madura, tentunya banyak yang kemudian menjadi nilai tambah untuk dapat diolah menjadi barang yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia.
Buktinya, CV. Bhumikara Shamitra yang bergerak dibidang olahan hasil pertanian, saat ini telah siap untuk ekspor berupa daun kelor kering. Itu nantinya sesuai pesanan akan diolah kembali menjadi produk jadi di negara asing dengan proses ekspor.
Tak ayal jika pada Selasa (12/4/2022), jajaran Bea Cukai Madura bersama Karantina Pertanian Bangkalan melakukan asistensi ekspor kepada pemilik CV. Bhumikara Shamitra. Tepatnya di rumah produksi yang berlokasi di desa Batangbatang Daya, Kecamatan Batangbatang, Kabupaten Sumenep tersebut.
Menurut keterangan resminya, proses asistensi ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi Bea Cukai Madura. Pasalnya, diwakili Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan, Zainul Arifin dan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan, Agus Mugiyanto untuk turun langsung di lapangan.
“Berdasarkan informasi bahwa ada UMKM yang memiliki potensi ekspor besar di Kabupaten Sumenep dengan komoditas daun kelor kering,” ungkap Zainul, Kamis (14/4/2022).
Lalu, dilansirnya, rencana ekspor akan dilakukan dalam waktu dekat dengan proses legalitas yang resmi. Karenanya, Pimpinan CV. Bhumikara Shamitra, Heri Siswanto juga memaparkan bahwa mereka sudah melakukan kontrak dengan buyer dari Cina atau negeri Tiongkok.
“Pihak pembeli menginformasikan membutuhkan sekitar 800 bal daun kelor kering yang bobotnya mencapai 21 ton,” ujarnya.
Nantinya, komoditas tersebut akan dikirim dalam 1 kontainer ukuran 40 feet. Lalu secara teknis kepabeanan, akan diberangkatkan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Jawa timur.
“Kalau yang paling banyak dapatnya dari Dasuk sama Batuputih Pak, kalau di Pasongsongan juga banyak dari sisi pekerjanya,” impal Heri.
Jadi, daun kelor terkumpul kemudian disortir untuk dihilangkan batang dan dahannya lalu dikeringkan. Setelah dikeringkan akan dimasukkan kedalam plastik besar.
“Kemudian daun kelor kering tersebut di press untuk dapat dikemas dan siap untuk dikirimkan kepada buyer,” ungkitnya.
Heri mengakui selama ini, karyawannya dapat mengemas daun kelor kering tersebut untuk sehari bisa mencapai 40 bal siap kirim. Kemudian di akhir kegiatan, Zainul menegaskan untuk dapat berkoordinasi dengan Kantor Bea Cukai Madura dan Karantina Pertanian Bangkalan terhadap informasi kesiapan ekspornya nanti.
“Nanti agar membuat dokumen administrasinya dengan sertifikat origin atau asal barang juga dipenuhi agar dapat mengangkat nama Madura di kancah nasional maupun internasional karena ini termasuk salah satu ekspor perdana di bidang tersebut,” tandasnya.(Yudi)
Comment