News Satu, Sumenep, Kamis 29 Maret 2018- Diduga adanya permainan dari pengelola Agen Premium, Minyak dan Solar (APMS) di Pulau Sapeken, Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melambung. Hal ini terjadi, karena pengelola APMS menyalurkan BBM tanpa melalui dispenser, melainkan saat BBM datang langsung dijual kepada pengepul yang diangkut melalui drum.
Kemudian oleh pengepul dijual kembali kepada pengecer, sehingga masyarakat memperoleh BBM jenis Solar itu dengan harga yang sangat mahal, yakni Rp 5.750 hingga Rp 6000 per liternya.
Menyikapi kelangkaan BBM di kepulauan Sapeken, Manager Communication & CSR Marketing Operation Region V (MOR V) Pertamina, Rifky Rahman Yusuf mengatakan, dalam aturan sudah jelas, jika APMS tidak boleh menjual tanpa melalui dispenser. Apalagi langsung menjual kepada para pengepul yang langsung menunggu saat kapal tanker datang.
“Secara aturan APMS tidak boleh menjual kembali kepada pengepul. Apalagi untuk mengambil keuntungan lebih dengan menaikkan harga yang sudah ditetapkan,” ujarnya, Kamis (29/3/2018).
Ia mengatakan, Pertamina melakukan kerjasama dengan APMS tersebut murni tanpa ada campur tangan pihak luar. Apalagi, pihak luar tersebut bertujuan untuk mengambil keuntungan dari masyarakat dengan menjual kembali BBM diatas harga yang telah ditetapkan pemerintah.
“Kami hanya jalin kerjasama dengan APMS, jadi jika ada pelanggaran yang dilakukan APMS akan langsung kami tindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku,” tandasnya. (Roni)
Comment