News Satu, Sumenep, Kamis 22 Februari 2024- Universitas Annuqayah (UA) dan Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, nampaknya menjadi rujukan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) di Madura.
Terbukti, universitas milik Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep ini memberikan pendampingan kepada 32 orang utusan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) untuk penyusunan akreditasi program studi dalam cakupan Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).
Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA), dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) yang diselenggarakan oleh Forum Pimpinan (Fropim) PTKIS zona Madura di Aula Universitas Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep.
Para peserta disambut oleh Rektor Universitas Annuqayah (UA) dan Rektor Institut Ilmu keislaman Annuqayah (INSTIKA). Dr. KH. Ach Maimun, M.Ag, Wakil Rektor I Universitas Annuqayah.
“Selamat datang para peserta, dan selamat mengikuti workshop penyusunan borang akreditasi program studi,” kata Rektor Institut Ilmu keislaman Annuqayah (INSTIKA). Dr. KH. Ach Maimun, M.Ag, Kamis (22/2/2024).
Lanjut Dr. KH. Ach Maimun, M.Ag, semoga kegiatan pendampingan dalam penyusunan borang akreditasi program studi ini bermanfaat bagi semua peserta dan bisa mengembangkan, serta mengelola perguruan tinggi yang baik.
“Kegiatan ini, tidak hanya belajar borang, tapi juga belajar mengelola perguruan tinggi yang ideal. Dengan borang kita menjadi tahu, ini yang harus kita lakukan, yang belum lakukan, dan yang dilakukan tapi tidak maksimal. Karenanya, kita tidak bisa mengelola perguruan tinggi yang baik kalau kita tidak tahu bagaimana idealnya perguruan tinggi yang baik,” tandasnya.
Sementara, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Annuqayah (UA) Sumenep, Syafiqurrahman mengatakan, kegiatan pendampingan penyusunan Borang Akreditasi Program Studi, tidak hanya berbasis pada teori. Melainkan, mengutamakan prakte dalam penyusunan Borang Akreditasi Program Studi berbasis pada penilaian.
“Secara teknis para peserta, bisa memahami langkah-langkah dalam penyusunan Borang Akreditasi Program Studi yang baik dan mudah, dengan mendapatkan nilai maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini para peserta yang sering mengikuti Workshop penyusunan Borang Akreditasi Program Studi di tempat lain, hanya dengan teori-teori saja. Sehingga, pada saat dihadapkan dengan praktek, mereka kebingunan dalam menerapkannya.
“Jadi, workshop yang digelar di Universitas Annuqayah ini sangat berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang lain. Hal itu dilakukan agar para peserta bisa menyelesaikan draft penyusunan Borang Akreditasi Program Studi, selanjutnya mereka bisa menyelesaikan di kampus masing-masing,” pungkasnya.
Pada pendamping penyusunan borang akreditasi program studi di Universitas Annuqayah (UA) dan INSTIKA, yaitu Syafiqurrahman, Paisun, dan Sinawa yang juga ditemani oleh Hermanto dan Maryam Qadarin dari perguruan tinggi lain.
Selain itu, nampak terlihat para peserta sangat antusias sejak hari pertama pelaksanaan hingga hari terakhir. Bahkan, di antara mereka memiliki kesan tersendiri mengikuti kegiatan di Universitas Annuqayah. Berdasarkan hasil evaluasi di akhir kegiatan, 55% menyatakan sangat puas, dan sisanya menatakan puas.
Bahkan, para peserta berharap, kegiatan pendampingan penyusunan borang akreditasi program studi terus diadakan, sehingga PTKIS yang berada di Madura bisa meraih predikat Akreditasi Unggul. (*)
