HALO POLISIHALO TNIHEADLINENEWSPAMEKASANPEMILUPOLITIKREGIONALTNI/POLRI

Ribuan Personel Gabungan Diterjunkan Dalam Pengamanan Pemilu Di Pamekasan

×

Ribuan Personel Gabungan Diterjunkan Dalam Pengamanan Pemilu Di Pamekasan

Sebarkan artikel ini
Ribuan Personel Gabungan Diterjunkan Dalam Pengamanan Pemilu Di Pamekasan
Ribuan Personel Gabungan Diterjunkan Dalam Pengamanan Pemilu Di Pamekasan

News Satu, Pamekasan, Rabu 14 Februari 2024- Ribuan personel gabungan diterjunkan untuk pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Rabu (14/2/2024).

Kapolres melalui Kasihumas AKP Sri sugiarto menerangkan, pola pengamanan Pemilu yang melibatkan personel Polri 651. Itu semua terdiri dari 478 personel Polres Pamekasan, 73 BKO Polda Jatim, 100 personel BKO Brimob.

“Sedangkan untuk BKO dari TNI 233 personel Pam TPS dan 30 personel siaga Mako, Linmas 4.896 personel, Satpol PP 130 personel dan Dishub 26 personel,” terang Kasihumas.

Pasalnya, secara keseluruhan ada total jumlah pengamanan 5.966 personel gabungan, Polri, TNI, Satpol PP, Dishub dan Linmas yang berperan.  Semua dengan didukung penempatan personel Brimob di wilayah yang dinilai rawan.

“Masing-masing 30 personel di wilayah Rayon I yaitu di Polsek Proppo, meliputi Polsek Kota Pamekasan dan Polsek Tlanakan,” tandasnya.

Lalu untuk Rayon II ditempatkan 1 unit Rantis berikut 10 personel, di Polsek Larangan, meliputi Polsek Pademawu dan Polsek Galis. Khusus, Rayon III di Polsek Pakong, meliputi Polsek Palengaan, Pegantenan, dan Polsek Kadur.

“Nah, Rayon IV di Polsek Tamberu, meliputi Polsek Waru, Polsek Tamberu dan Pasean,” tukasnya.

Kemudian, terkait klasifikasi kerawanan Tempat Pemungutan Suara (TPS), ada beberapa TPS yang klasifikasinya Sangat Rawan 15 TPS, Rawan 134 TPS dan Kurang Rawan 2.299 TPS.

“Klasifikasi penentuan kerawanan TPS, Polres Pamekasan telah melakukan  analisa dan evaluasi yang mendalam sesuai tingkat kerawanan yang ada, TPS sangat rawan sebagai indikator diantaranya karena lokasi TPS sulit dijangkau baik dengan sepeda motor apalagi mobil,” katanya.

Sehingga bisa menyulitkan pendistribusian logistik Pemilu, berada di lingkungan masyarakat yang masih kolot dan temperamental. Bahkan dikhawatirkan cenderung menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Disamping, menurut Sri, adanya fanatisme terhadap tokoh yang didukungnya. Dan tingkat kesadaran hukum masyarakat yang masih rendah dan mudah terprovokasi serta adanya tokoh hitam / bajing yang ikut memperkeruh situasi.

“Adanya sejarah konflik di lokasi TPS tersebut dan jumlah penduduk banyak di satu Dusun dan ada beberapa TPS berdekatan, hal ini juga sangat rawan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

Tak ayal untuk antisipatif, ada langkah-langkah preemtif (pencegahan), telah dilakukan, yaitu berupa sosialisasi, himbauan dan ajakan. Yakni, agar warga ikut menjaga Harkamtibmas, silaturahmi dengan tokoh Agama, tokoh Masyarakat setempat, agar  memberikan pencerahan kepada warga masyarakat untuk menciptakan situasi yang kondusif.

“Tentang Pola pengamanan TPS, ada tiga pola yaitu, untuk TPS Kurang Rawan dengan Pola 2:12:24, artinya 2 Polri, 12 TPS dan 24 Linmas.

TPS Rawan dengan Pola 2:2:4 artinya 2 TPS, 2 Polri dan 4 Linmas. Khusus, TPS Sangat Rawan dengan Pola 2:1:2 artinya  1 TPS, 2 Polri dan 2 Linmas,” pungkasnya. (Yudi)

Comment