News Satu, Pasuruan, Jumat 6 Desember 2024– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Jawa Timur, mempertegas komitmennya dalam menjamin akses kesehatan bagi seluruh warga melalui Universal Health Coverage (UHC) 100% pada tahun 2025.
Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepakatan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di sela-sela Puncak Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Halaman Kantor Kecamatan Kejayan.
Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis, bersama Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan, dr Dina Diana Permata, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dr Ani Latifah, menandatangani dokumen kerja sama sebagai langkah strategis untuk memastikan seluruh warga, khususnya yang kurang mampu, tercover layanan kesehatan secara gratis.
“Kami berkomitmen penuh untuk mencapai UHC 100% di 2025. Dengan kerja sama ini, layanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Pasuruan akan semakin maksimal,” ujar Nurkholis, Jumat (6/12/2024).
Dari jumlah tersebut, lebih dari 370.000 warga mendapatkan pembiayaan dari pemerintah daerah, memastikan mereka dapat mengakses layanan kesehatan tanpa hambatan biaya.
Sebagai bagian dari upaya mendukung UHC, Pemkab Pasuruan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan, baik di rumah sakit maupun puskesmas.
“Kami ingin memastikan tidak hanya kuantitas, tetapi juga kualitas layanan kesehatan. Sarana dan prasarana akan terus kami benahi agar semua kebutuhan kesehatan masyarakat bisa terpenuhi,” tegas Nurkholis.
Hingga Desember 2024, 99,17% penduduk Pasuruan sudah terdaftar dalam program jaminan kesehatan nasional. Sebanyak 384.000 warga tercakup, termasuk tambahan 13.000 peserta baru bulan ini.
“Hampir semua penduduk sudah tercover. Tinggal sedikit lagi untuk mencapai 100% di 2025. Ini adalah wujud nyata sinergi antara Pemkab Pasuruan dan BPJS Kesehatan,” jelas dr. Dina Diana Permata, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan.
Program ini mendapat respons positif dari masyarakat. Dengan jaminan kesehatan gratis, warga merasa lebih tenang dalam menghadapi risiko kesehatan.
“Langkah ini sangat membantu kami, terutama yang tinggal di pedesaan. Kami tidak lagi khawatir biaya saat sakit,” pungkas Sukardi, seorang petani di Kecamatan Kejayan. (Joko)
