Jakarta, News Satu- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin mengencangkan jerat terhadap Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang kini diduga kuat sebagai penyandang dana pelarian Harun Masiku. Selama lima tahun buron, Harun Masiku diyakini mendapatkan dukungan finansial besar untuk menghindari kejaran aparat hukum.
Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur, menegaskan bahwa penyidik tengah mendalami siapa saja yang mendanai dan membantu pelarian Harun.
“Pelarian selama lima tahun bukan perkara mudah. Butuh dana besar, logistik, dan jaringan kuat. Kami sedang mengusut siapa dalangnya, termasuk kemungkinan keterlibatan HK (Hasto Kristiyanto),” tegas Asep, Selasa (25/2/2025).
Hasto bukan hanya diduga membiayai pelarian Harun, tetapi juga disinyalir sebagai sponsor utama suap terhadap mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan. KPK mengungkap bahwa uang suap untuk memuluskan jalan Harun ke DPR lewat mekanisme pergantian antarwaktu (PAW) berasal dari Hasto.
“Dari hasil pengembangan penyidikan, kami menemukan bukti bahwa sebagian uang suap Wahyu Setiawan bersumber dari HK,” ungkap Ketua KPK, Setyo Budiyanto, Desember lalu.
Tak hanya itu, Hasto juga diduga memerintahkan Harun untuk merusak bukti dan melarikan diri. Ia bahkan menyuruh stafnya, Kusnadi, untuk menenggelamkan handphone demi menghilangkan jejak komunikasi terkait kasus suap ini.
Kini, Hasto resmi ditahan di Rutan Klas I Jakarta Timur sejak 20 Februari 2025, menyusul penetapan status tersangkanya dalam kasus suap dan perintangan penyidikan.
“Terhitung mulai 20 Februari hingga 11 Maret 2025, tersangka HK resmi ditahan untuk kebutuhan penyidikan,” tegas Setyo Budiyanto.
Tak terima dijerat hukum, Hasto kembali mengajukan gugatan praperadilan, yang dijadwalkan sidang perdananya pada 3 Maret 2025.
Sementara itu, KPK terus mengembangkan kasus ini, termasuk mendalami siapa saja yang terlibat dalam jaringan pelarian Harun Masiku. Apakah Hasto benar menjadi dalang di balik buronan KPK paling dicari ini? Semua mata kini tertuju pada langkah KPK selanjutnya!. (Den)
Comment