Membaca Haruslah Menjadi Sebuah Budaya

News Satu, Kota Depok, Selasa 12 September 2017- Suasana gazebo kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI sudah diramaikan dengan mahasiswa, kehadiran mereka bukan untuk mengejar perkuliahan pagi, melainkan untuk mebudayakan baca buku bersama yang menjadi salah satu program rutuin dan unggulan dari Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Islamic Economics Forum (IsEF) STEI SEBI. Artikel ini di kirim oleh Muhammad Albatati, salah seorang Mahasiswa STEI SEBI Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), pada Selasa (12/9/2017).

KSEI IsEF adalah wadah dan sarana untuk mengkaji lebih dalam ekonomi islam, serta untuk berkontribusi dalam perkembangan ekonomi islam di tengah masyarakat. Kesadaran akan manfaat  dan urgensi dari membaca menjadi motivasi perserta untuk hadir di program tersebut. Dengan menggenggam buku langkah mereka mantap menuju gazebo.

Acara tersebut dimulai dengan 30 menit membaca bersama buku-buku favorit yang mereka bawa. Suasana di gazebo pun menjadi sepi dan khusyuk. Dilanjutkan dengan sharing dan diskusi dari buku yang mereka baca.

Diawali dari Halwani selaku ketua umum KSEI IsEF SEBI yang memaparkan buku The Crisis karangan Luthfi Hamidi. ”Buku ini diutarakan terinspirasi dari potongan ayat surat Ar-Rahman: maka nikmat tuhan manalagi yang akan engkau dustakan?.

Dalam buku tersebut di ulas maka krisis manalagi yang engkau dustakan? Digambarkan bagaimana deprsesi bukan hanya terjadi pada diri manusia tapi juga pada perekonomian suatu negara. Sebagaimana bergesernya praktik percobaan menguasai suatu negara dari menjajah secara angkat senjata menjadi menjajah perekonomian dengan menyebarkan praktik riba”

Diskusi resensi buku tersebut dilanjutkan dengan pertanyaan Syaiful Fadjri mahasiswa dari prodi Bisnis Syariah 2015. “Sebenarnya gambaran indah tersebut seharusnya mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya, lalu kenapa perekonomian islam masih terhambat perkembanngannya?”

Pertanyaan tersebut secara cepat di respon oleh Halwani, beliau menuturkan “ada dua langkah yang dapat kita terapkan dalam tujuan membumi hanguskan ekonomi liberal, yang pertama adalah dengan mematikan demand bukan suplaynya.

Sebab selama ada demand maka akan selalu ada suplay, tapi dengan hilangnya demand secara otomatis akan hilang juga suplaynya. Yang  kedua, dengan menanamkan karakter ideologis, sehingga dengan adanya kendala kendala dalam penerapan ekonomi islam tidak akan menyurutkan semangat kita karana didasari karakter ideoligis yang kuat.

Kemudian diskusi disambut oleh Ratih mahasiswa prodi Akutansi Syariah angkatan 2017 yang memaparkan pandangannya mengenai  buku 40 tanggung jawab anak kepada orang tua. “dua kewajiban teratas seorang anak kepada orang tuanya adalah: yg pertama hormat dalam ucapan dan perkataan, yg kedua senantiasa menundukan diri kepada orang tua, dalam hal ini tunduk secukupnya pada manusia tidak melebihi tunduk kepada ALLAH SWT”

Dan yang terakhir maesyabani mahasiswi Akutansi Syariah yang juga menjabat sebagai sekertaris IsEF menutup diskusi dengan bercerita perumpamaan yang menarik dari buku kambing putih bukan kambing hitam karangan Muhaiman Iqbal.

“Digambarkan dalam sebuah cerita dua orang sedang dikejar se ekor singa, yang satu bertanya kepada yang kedua, jikalau dalam keadaan tersebut apa yang akan kamu lakukan?, yg kedua menjawab “saya akan lari lebih kencang dari kamu, sampai kamu akan ada di belakang saya, sehingga ketika singa lapar itu menerkam kamulah yang dia dapati terlebih dahulu, dia akan kenyang memakanmu dan saya akan berhasil lolos.

Pria kedua berbalik bertanya, lalu abagaimana dengan mu ?, pria pertama menjawab “saya akan mengajakmu untuk saling melindungi, kita akan saling bertempelan punggung, sehingga singa tidak akan bisa menyerang kita dari belakang, dan dengan begitu apapun hasilnya kita akan tanggung Bersama. Begitu pula gambaran dua system perekonomian kita.

Dimana orang pertama menggambarkan system perekonomian kapitalis yang cendrung memikirkan diri sendiri meski merugikan orang lain, dan orang kedua menggambarkan system perekonomian islam yang saling berbagi dalam hal keuntungan dan resiko kerugian.

Acara yang diselenggarakan oleh Human Capital Management (HCM) pun  berjalan dengan baik. HCM adalah salah satu departemen KSEI IsEF yang diarahkan untuk berusaha mengatur dan mengembangkan kualitas SDM IsEF, tidak hanya kualitas keterampilan mereka di organisasi tetapi juga dalam segala hal.

Secangkir teh hangat dan cemilan ringan yang dihidangkan pun menjaga para peserta tetap fokus dan antusias sampai akhir kegiatan berlangsung. Acara tersebut selesai pada pukul 07.45 dan diakhiri dengan sesi foto bersama. (RN1)

Komentar