News Satu, Jakarta, Senin 8 Juli 2024- Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS pada awal pekan ini setelah mengalami kenaikan 0,32 persen atau 52 poin pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, menjadi Rp16.277 per dolar AS.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa penguatan rupiah ini didorong oleh meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve AS.
“Peluang pemangkasan suku bunga semakin besar setelah data tingkat pengangguran AS meningkat dan Purchasing Managers Index (PMI) sektor jasa menunjukkan kontraksi,” ujar Ariston dalam analisisnya pada Senin (8/7/2024).
Ariston menambahkan bahwa indeks dolar AS menurun ke bawah level 105, dengan pagi ini berada di sekitar 104.92. Penurunan ini memberikan dorongan positif bagi mata uang domestik. Namun, ia juga mencatat bahwa pergerakan pasar masih akan sangat bergantung pada hasil dari beberapa data ekonomi yang akan dirilis dalam waktu dekat.
“Pekan ini akan ada dengar pendapat antara Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dan Kongres AS mengenai kebijakan moneter dan data inflasi konsumen bulan Juni. Data atau pernyataan yang menunjukkan potensi penurunan inflasi bisa menekan dolar AS lebih lanjut,” jelasnya.
Ariston memproyeksikan bahwa rupiah memiliki potensi penguatan ke kisaran Rp16.220 per dolar AS dengan level resisten di sekitar Rp16.320 per dolar AS.
“Prediksi ini mencerminkan sentimen pasar yang optimis terhadap mata uang domestik, seiring dengan spekulasi tentang perubahan kebijakan moneter di AS,” pungkasnya. (Den)
