Matinya Demokrasi, Aktivis Gempar Shalat Ghaib Di Depan Kantor Pemkab Sumenep

News Satu, Sumenep, Selasa 21 November 2017- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (21/11/2017). Dalam aksinya, puluhan mahasiswa ini menggelar shalat ghaib sebagai simbol matinya demokrasi.

Korlap aksi, Mahfud Amin, mengungkapkan, aksi demonstrasi ini dilakukan untuk menagih janji politik pasangan Bupati dan wakil Bupati Sumenep, A Busyro Karim – Achmad Fauzi, yakni bangun desa nata kota. Menurutnya, janji politik tersebut hingga saat ini masih sekedar janji namun tidak ada bukti.

“Kami ingin menagih janji politik Bupati dan Wakil Bupati untuk membangun desa menata kota,” kata Korlap aksi, Mahfud Amin, Selasa (21/11/2017).

Menurutnya, dalam mewujudkan program bangun desa nata kota ini, Pemkab Sumenep tidak mempunyai alur konsep yang jelas terkait bangun desa dan nata kota. Hal ini diperkuat dengan hasil advokasi di tingkat desa bahwa Pemkab belum pernah melakukan sosialisasi terhadap desa yang dijadikan percontohan.

“Kami sudah melakukan advokasi diantara 27 desa sesuai Perbup nomor 513 tahun 2016. Hasilnya, Pemkab belum pernah melakukan sosialisasi terkait program ini ke tingkat desa,” ujarnya.

Selain itu, lanjut aktivis PMII Sumenep ini, Pemkab Sumenep juga terkesan tidak serius untuk mewujudkan program nata kota. Pasalnya, setiap kali turun hujan lebat, beberapa titik di wilayah kota Sumenep masih terjadi banjir.

“Masyarakat tidak butuh janji, tapi butuh bukti. Dan kami merasa kecewa karena Pemkab tidak mau menemui kami,” pungkasnya. (Ozi)

Komentar